Menyampaikan suatu pembelajaran untuk anak usia dini tidak bisa dilakukan secara langsung seperti layaknya menyampaikan pembelajaran anak SMP atau SMA. Seorang guru PAUD harus mengerti bagaimana teknik yang tepat dalam menyampaikan pembelajaran.
Nah sahabat muda, saya akan mengajak anda untuk mengenang kembali suatu permainan yang mungkin sewaktu anda masih kecil anda melakukan permainan itu. Sebelum itu saya akan mengenali suatu  Pendekatan yang tepat dalam hal ini,  Yaitu pendekatan waldorf yang  menurut Steiner  merupakan suatu teori tentang  perkembangan anak yang  terfokus pada raga fisik yang dimilikinya, anak meniru orang dewasa yang ada disekitarnya untuk mempelajari atau mengenali tentang dunia. Yang penting masa periode ini adalah eksplorasi fantasi dan khayalan. Model pendidikan Waldorf bertujuan meningkatkan lingkungan pembelajaran yang sehat, tidak tergesa-gesa, sesuai dengan perkembangan anak usia dini.
Selain mengenali pendekatan yang harus dilakukan oleh seorang guru PAUD tentu harus mengerti teknik yang tepat yang dapat dilakukan dan menyenangkan. Nah, kali ini saya akan menggunakan teknik drama. Apa itu? Teknik drama yaitu suatu Nilai yang penting  dalam permainan drama bagi perkembangan anak-anak dalam berpikir, bicara, membentuk hubungan dan mempelajari kemampuan sosialnya.
Saya ingat, saat saya masih kecil dulu sering bermain permainan dengan  menggunakan teknik drama ini. Seperti, bermain masak-masakan. Apakah kalian pernah bermain itu, sepertinya pernah. Permainan ini sangat menyenangkan karena bertujuan untuk melatih anak dalam berimajinasi dengan memerankan karakter sesuai dengan peran yang dia dapatkan. Permainan ini juga melatih kesabaran anak, karena saat anak bermain peran seorang pembeli ia harus menunggu giliran dan juga bersabar. Didalam permainan ini dapat dilakukan dengan menggunakan strategi yaitu:
1. Â Memberikan Peran Atau Menerima PeranYang Diberikan
Maksudnya adalah saat anak bermain terjadi komunikasi dimana terdapatkesepakatan siapa diantara mereka menjadi seorang penjual dan seorang pembeli. Dengan begitu, anak dapat menerima peran tersebut dengan senang hati.
2. Membutuhkan Alat Peraga dalam Melakukan Permainan
Permaianan ini membutuhkan alat peraga, tapi alat peraga yang digunakan sangatlah sederhana seperti perlengkapan alat-alat masak.
3. Memerankan Karakter Dan Tindakan Terkait Peran
Karakter yang diperoleh haruslah sesuai dimana saat anak mendapatkan peran tersebut ia harus melakukannya. Seperti halnya jika anak menjadi seorang pembeli atau penjual ia harus menyeimbangkan perannya tersebut.
4. Bisa Berimajinasi Dengan  Benda Khayal
Dengan permainan ini anak dapat melatih dalam berimajinasi, dengan benda-benda yang ada disekitarnya.
- Sekian dan semoga bermanfaat serta dapat dipraktekkan!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H