Mohon tunggu...
Putra Wiwoho
Putra Wiwoho Mohon Tunggu... -

Pengamat sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tangani  Kabut Asap Apapun Resikonya

4 November 2015   10:04 Diperbarui: 4 November 2015   11:09 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama ini, kebaran hutan di wilayah Indonesia hampir terjadi dalam setiap tahun. Namun kebakaran hutan tahun ini, menjadi perhatian seluruh masyarakat Indonesia, bahkan masyarakat dunia, hal ini disebabkan waktunya cukup panjang dan dampak yang ditimbulkannya sangat luas, bukan hanya bagi masyarakat Indonesia namun juga masyarakat di Asia Tenggara. Bencana kabut asap akibat dari kebakaran hutan ini berdampak luas bagi kehidupan masyarakat, baik dampak sosial, ekonomi maupun dampak kesehatan yang ditimbulkan, memang sudah sangat mengkhawatirkan.

Kabut asap yang kian menebal di beberapa daerah menimbulkan kecemasan masyarakat terhadap kesehatan dirinya maupun keluarganya, bahkan pemberitaan di media massa baik melalui surat kabar maupun melalui Televisi yang menyoroti adanya korban akibat dari peristiwa ini, semakin membuat masyarakat cemas. Kondisi ini mengakibatkan timbulnya keinginan masyarakat untuk meninggalkan daerahanya yang masih berdampak akibat dari kebakaran hutan tersebut mengungsi ke daerah yang dirasakan lebih aman bagi kesehatannya. Bahkan mereka mengungsi sampai ke luar pulau termasuk ke Jakarta dan kota-kota lainnya di Pulau Jawa. Keputusan masyarakat untuk meningkalkan daerahnya yang masih terkena dampak dari bencana kabut asap dapat dipahami oleh semua pihak, karena semakin parahnya kondisi lingkungan bagi kehidupan masyarakat, bahkan beberapa masyarakat sempat jatuh pingsan akibat menghirup udara yang tidak sehat, seperti yang terjadi di kota Waringin Timur.

Mencermati kondisi tersebut, pemerintah dalam hal ini tidak tinggal diam, pemerintah segera melakukan operasi kemanusian guna menyelamatkan korban bencana kabut asap yang melanda di beberapa daerah tersebut. Pemerintah melalui TNI telah mengerahkan kapal perang untuk membantu pengungsian masyarakat. Dalam kondisi seperti ini kembali peran serta TNI dalam membantu masyarakat untuk mengatasi kesulitannya, sangat dibutuhkan sekali, tanpa menunggu waktu yang lama semua kebutuhan yang diperlukan untuk mengangkut masyarakat yang melaksanakan pengungsian ke daerah aman dikerahkan. Sebelumnya TNI juga menurunkan dua ribu lebih prajuritnya untuk tergabung dalam satuan tugas pemadaman kebakaran hutan melalui darat, serta mengerahkan alutsistanya untuk melaksanakan pemadaman melalui udara.

Tugas Pemadaman

Di satu sisi, masyarakat berbondong-bondong berusaha meninggalkan daerah terdampak kabut asap akibat dari adanya kebakaran hutan, disisi lain ribuan tentara justru didatangkan ke daerah yang tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, bahkan kemungkinan nyawapun bisa melayang. Setiap hari tentara kita bergerak menuju kawasan hutan untuk melakukan tugas pemadaman, mereka melakukan pemadaman secara manual dengan menggunakan pompa, mereka senantiasa bergerak mencari titik titik api untuk dipadamkan, apabila titik api tersebut bisa ditangani maka dilakukan pemadaman sendiri. Saat menemukan api, mereka para prajurit harus mencari sumber air yang dapat digunakan untuk melakukan pemadaman api, mereka menggunakan pompa dengan menarik selang menuju ke daerah titik api.

Tugas yang dijalankan oleh prajurit TNI ini, memiliki tantangan dan kesulitan tersendiri, bukan hanya masalah kesehatan adanya ancaman penyakit Infeksi Saluran Pernafasan akibat dari menghirup udara yang secara nyata tidak baik bagi kesehatan manusia. Tantangan yang dihadapinya bisa juga menyebabkan nyawa mereka melayang, hal ini disebabkan kondisi api yang kemungkinan bisa menjadi membesar, yang mengakibatkan mereka harus berusaha menyelamatkan diri agar tidak terjebak dalam kepungan api. Selain adanya kondisi tersebut, hutan yang mengalami kebakaran merupakan hutan belantara yang masih dimungkinkan bermukimnya binatan-binatang buas yang akan dapat menjadi ancaman tersendiri bagi prajurit TNI yang melaksanakan tugas tersebut.

Sikap prajurit TNI yang rela mengorbankan dirinya demi melaksanakan tugas-tugas yang diembannya untuk kepentingan bangsa dan negara, maupun untuk kepentingan membantu kesulitan masyarakat, sudah merupakan hal yang biasa kita saksikan. Dalam sejarah perjuangan pergerakan kebangsaan Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, kita juga bisa melihat bagaimana TNI berjuang mengorbankan dirinya untuk kepentingan bangsa dan negara, bahkan nyawapun menjadi taruhannya. Sikap patriotik ini juga ditunjukkan oleh Bapak TNI Jenderak Sudirman, walau kondisinya tidak memungkinkan dalam melaksanakan perjuangan namun tetap berada di tengah-tengah anak buahnya, sikap patriotik inilah yang diteruskan oleh prajurit kita yang saat ini sedang melaksanakan tugas. Prajurit TNI rela berkorban demi bangsa dan negara.(Jokondo-kondo)

Foto : Dok. RRI        

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun