Mohon tunggu...
Mahmud Manuhoe
Mahmud Manuhoe Mohon Tunggu... Editor - Penulis/Reportase Bebas

It's nice to be important but more important is to be nice!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Islam Kedang Puasa Laksana Uyeng

6 Juni 2016   04:29 Diperbarui: 6 Juni 2016   08:13 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata 'uyeng' dalam bahasa Kedang atau dalam bahasa Melayu klasik disebut belanga adalah sejenis tembikar yang terbuat dari tanah liat yang dibakar. Orang dulu-dulu menggunakan 'uyeng' sebagai wadah untuk menanak nasi sebelum munculnya periuk berbahan alumunium seperti kita gunakan saat ini. Uyeng materialnya rentan pecah bila terjatuh atau tersenggol benda keras.

Ketika agama Islam masuk dan menyebar di tanah Kedang pada sekitar akhir abad ke-18, uyeng merupakan barang pecah belah satu-satunya yang masih langka, sementara barang pecah belah lainnya seperti gelas, piring, botol, dll yang bermaterial mika belum ada. Karena uyeng tergolong bahan yang sensitif dan mudah pecah itulah, maka orang-orang mengibaratkan puasa seperti uyeng.

Pemeluk Islam pemula di Kedang waktu itu berpuasa mengalami pelbagai cobaan dan godaan yang menantang. Selain faktor cuaca yang ekstrem, juga masih banyaknya kaum awam (wela wukar) yang makan dan minum secara bebas terbuka di sekelilingnya. Jika tak kuat iman maka puasanya bisa jebol atau diistilahkan 'uyeng bikil'. Dan jika puasanya utuh maka sering disebut dapat 'uyeng werun udeq'.

Sahabat kompasianer shoimin dan shoimat yang berbahagia, sesungguhnya Allah SWT, Amo Nimon Rian Arung Baraq (Tuhan Yang Maha Besar Lagi Maha Agung) telah mengkonfirmasikan perkara puasa hanya dapat dilaksanakan oleh orang-orang yang beriman sebagaimana firman-Nya dalam surat al-Baqarah ayat 183:

"Hai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kamu untuk berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Disini, Allah SWT menyerukan puasa hanya untuk orang-orang beriman, karena Allah Maha Mengetahui, tidak semua umat manusia dan umat Islam itu mampu menjalankan ibadah puasa Ramadhan.Hanya orang-orang yang beriman saja yang mampu melaksanakan dan mempertahankan uyeng puasanya tetap utuh dan sempurna hingga berakhirnya 'ula maren' Ramadhan al Mubarak.

Semoga Ramadhan tahun ini membawa kita menuju kefitrahan hakiki dan mendapat gelaran muttaqien oleh Allah SWT. Amin.

Selamat dan semangat berpuasa. Wallahu a'lam bisshowab. Wassalamu alaikum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun