Mohon tunggu...
Putra Tente
Putra Tente Mohon Tunggu... Dosen - Aktivis sosial

Mengamati dunia politik Indonesia terkait desentralisasi/otonomi daerah.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Komparasi Strategi Personal Branding Ganjar-Anis-Prabowo

5 Desember 2023   17:13 Diperbarui: 5 Desember 2023   17:13 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KOMPARASI STRATEGI PERSONAL BRADING GANJAR-ANIS-PRABOWO.

Publik mengenal brand sebagai produk sedangkan branding cara perusahaan mengemas dan memperkenalkan atau promosikan produk mereka lewat endoursces artis iklan televisi dll, namun seiring kemajuan jaman istilah beranding merambat masuk kedunia politik dikenal sebagai personal branding dan political branding sedangkan pengertian personal branding adalah proses atau cara seseorang politisi merencanakan, membangun, mengkomunikasikan, mengelola citra atau reputasi diri mereka, kemudian diperkenalkan kepada publik, tentang kehidupan pribadi, rekam jejak politik dan rekam kinerja kepemimpinan-mereka.

Dalam wacana personal branding biasanya seorang politisi atau calon pemimpin yang akan mengikuti kontestasi pemilihan dan konsultan politiknya akan merencanakan terlebih dahulu dirinya akan dicitrakan sebagai tokoh seperti apa.? Hal itu dilakukan jauh sebelum memasuki arena kontestasi pemilihan, biasanya konsultan politiknya sebelum membangun personal branding melakukan riset terlebih dahulu atas realitas politik yang berkembang diruang publik sebagai antitesi seperti  mencitrakan diri sebagai tokoh cerdas, agamis- cerdas baik dan tegas dan atau sebagai tokoh tegas dan gemoy.

Porsonal branding bila dipropagandakan secara terstruktur-sistem-masif atau dilakukan secara terus menerus akan menjadi political branding dan menjadi mitos politik.

Mitos politik tidak saja membuat pemilih terpesona-kagum tapi juga bisa mempegaruhi sikap-tindakan, politik pemilih.

Untuk mengetahui mitos politik politik berkerja bisa diamati di ruang lingkup pergaulan sosial kita masing-masing, bila muncul perbedaan pendapat atau pembelahan artinya mitos politik sudah merangsek masuk ke dalam alam pikiran para pemilih.

Mari kita kembali ke judul kita.

Coretan pena buni ini ingin melihat bagaimana ketiga calon presiden kita membangun "personal branding" mereka menjadi "politikal branding" atau mitos politik untuk meraih simpati dan memengaruhi publik sebagi feedback.

ANALISA WACANA.

Pasangan No.1. Anis Baswedan-Cak Imin.

Bila dilihat dari rekam jejak paslon ini dari segi kepemimpinan Anis pernah memimpin lembaga kementrian dan memimpin pemerintah ibu kota dki jakarta, sedangkan cak imin pernah memimpin lembaga kementrian, anggota legislatif, MPR dan sekarang menjabat wakil ketua DPR RI artinya paslon ini memiliki posisi tawat politik yg mumpuni.

Pasangan ini dalam membangun personal branding mereka kerap menampilkan diri sebagai sosok yang cerdas, intelektual dan agamis perihal tersebut  sering mereka tonjolkan dalam komunikasi politiknya, baik saat tatap muka dengan tokoh masyarakat maupun dengan para relawan,simpatisan dan pendukungnya, pasangan ini dalam  komunikasi politik mereka kerap menyelipkan frasa/kalimat agamis, misalnya mengutip ayat-hadist, frasa insyallah-bila Allah menghendaki dll, sebenarnya ini frasa/kalimat yang umum, tapi frasa tersebut sangat memengaruhi psycologis umat islam, saat ini dilanda keresahan- kemarahan oleh banyak peristiwa/fenomena yang menyudutkan umat islam saat ini.

Selain menonjolkan sisi agamis, paslon ini juga menonjolkan sisi kercerdasan,  intelektual mereka, personal brandin ditengerai sebagai antitesis Jokowi yang dicitrakan sebagai sosok nasionalis yang sederhana dan merakyat. Namun distigma-kan hubungan dengan beberapa kelompok islam dinilai kurang harmonis Dan  argumen bahwa Jokowi sebagai pemimpin yang hubungannya dengan beberapa kelompok islam dinilai kurang harmonis sangat membawa dampak positif yang cukup signifikan bagi paslon ini karena ceruk suara kelompok islam yang kecewa terhadap kinerja Jokowi cukup besar.

Pasangan ini, pasangan yang saling melengkapi Anis memiliki latar belakang pendidikan barat "liberal" sedangkan Cak Imin dari latar belakang pendidikan santri sejak bayi dan pasangan ini juga dinilai berhasil membangun porsonal branding  mereka dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) seperti platform media sosial tiktok-IG-FB-Tweeter (X) dengan menonjolkan diri sebagai pemimpin yang cerdas-intelektual dan agamis. Walhasil political branding atau mitos politik yang mereka bangun telah membawa dampal dan feedback yang singnifikan terlihat pada animo dukungan masyarakat pada paslon No.1 terus meningkat.

Dan Paslon ini juga memiliki problem yakni stigma bapak politik identitas yang dilabelkan kepada Anis baswedan belum hilang dari memori publik Non Muslim walau Anis berulang kali Anis mengetuk/mengujungi pintu rumah ibada non muslim sebagai bentuk keharmonisan dan rekonsiliasi, tapi belum mampu meredamnya.

Pasangan No.2 Prabowo-Gibran.

Paslan PS-Gibran mada Delegasikan ke Om Hamdan-untuk menganalisanya.

Pasangan No.3 Ganjar -Mahfud MD.

Pasangan Ganjar-Mahfud dari rekam jejaknya dua tokoh yang hebat dan sudah dikenal luas oleh publik, ada yang bilang pasangan ini paket komplit karena kedua pernah duduk dilembaga legislatif dan memimpin lembaga eksektuf.

Pasangan Ganjar dan mahfud sangat aktif memanfaatkan media sosial dalam mencitrakan diri mereka dalam membangun image untuk meraih kepercayaan  masyarakat, melalui personal branding Ganjar dan mahfud mencitrakan diri mereka sebagai politisi yang merakyat dekat dengan wong cilik tampak dalam setiap statemen komunikasi politik yang tegas dan lugas, selain itu ganjar dan mahfud merupakan  aktor politik yang aktif menggunakan media sosial untuk berinteraksi dengan masyarakatnya melalui media sosial yang jadi andalan ganjar-mahfud adalah Instagram dan Tiktok digunakannya untuk memudahkan komunikasi dua arah dengan masyarakatnya dengan membawa ciri khas yang dimilikinya.

Sebagai sosok politisi yang baik-tegas dan berani anti korupsi ditambah imege mahfud yang jujur, berani, tegas, lugas dan anti kurupsi, dan personal branding ganjar-mahfud ini telah menjadi mitos politik dimasyakat, feedback-nya pasangan Ganjar-Mahfud elektabilitasnya terus menanjak dan ditakuti paslon No.2. Indikasi itu terlihat perilaku politik Jokowi yang mengekori jalan politik Ganjar. Ganjar kelampung-Jokowi pun kelampung- Ganjar ke NTT Jokowi pun Ke NTT. Ganjar ke maluku Jokowi  ke maluku, Ganjar ke papua jokowi pun ke papua. Jadi ada kesan Jokowi ingin menghabisi pasangan Ganjar-Mahfud.

Kekuatan,peluang pasangan Ganjar-Mahfud pertama selain memiliki modal politik, modal sosial yang mumpuni juga memiliki basis politik yang kuat-Jawa dan Madura dan pasangan ini didukung oleh tokoh bangsa daro klan nasionalis-islam moderat- serta kelompok kira yang memiliki komitmen anti korupsi,ham, kelompok lintas agama juga Non Muslim. Sedangkan kelemahan pasangan Ganjar-Mahfud adalah Dukungan koalisi parpol yg kecil yang mempengaruhi kerja politik karena mesin partai kecil dibading paslon lain, dan persoalan finacial turut menghantui pasangan ini.

Salam. Putra-Tente.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun