Pasangan ini dalam membangun personal branding mereka kerap menampilkan diri sebagai sosok yang cerdas, intelektual dan agamis perihal tersebut  sering mereka tonjolkan dalam komunikasi politiknya, baik saat tatap muka dengan tokoh masyarakat maupun dengan para relawan,simpatisan dan pendukungnya, pasangan ini dalam  komunikasi politik mereka kerap menyelipkan frasa/kalimat agamis, misalnya mengutip ayat-hadist, frasa insyallah-bila Allah menghendaki dll, sebenarnya ini frasa/kalimat yang umum, tapi frasa tersebut sangat memengaruhi psycologis umat islam, saat ini dilanda keresahan- kemarahan oleh banyak peristiwa/fenomena yang menyudutkan umat islam saat ini.
Selain menonjolkan sisi agamis, paslon ini juga menonjolkan sisi kercerdasan,  intelektual mereka, personal brandin ditengerai sebagai antitesis Jokowi yang dicitrakan sebagai sosok nasionalis yang sederhana dan merakyat. Namun distigma-kan hubungan dengan beberapa kelompok islam dinilai kurang harmonis Dan  argumen bahwa Jokowi sebagai pemimpin yang hubungannya dengan beberapa kelompok islam dinilai kurang harmonis sangat membawa dampak positif yang cukup signifikan bagi paslon ini karena ceruk suara kelompok islam yang kecewa terhadap kinerja Jokowi cukup besar.
Pasangan ini, pasangan yang saling melengkapi Anis memiliki latar belakang pendidikan barat "liberal" sedangkan Cak Imin dari latar belakang pendidikan santri sejak bayi dan pasangan ini juga dinilai berhasil membangun porsonal branding  mereka dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) seperti platform media sosial tiktok-IG-FB-Tweeter (X) dengan menonjolkan diri sebagai pemimpin yang cerdas-intelektual dan agamis. Walhasil political branding atau mitos politik yang mereka bangun telah membawa dampal dan feedback yang singnifikan terlihat pada animo dukungan masyarakat pada paslon No.1 terus meningkat.
Dan Paslon ini juga memiliki problem yakni stigma bapak politik identitas yang dilabelkan kepada Anis baswedan belum hilang dari memori publik Non Muslim walau Anis berulang kali Anis mengetuk/mengujungi pintu rumah ibada non muslim sebagai bentuk keharmonisan dan rekonsiliasi, tapi belum mampu meredamnya.
Pasangan No.2 Prabowo-Gibran.
Paslan PS-Gibran mada Delegasikan ke Om Hamdan-untuk menganalisanya.
Pasangan No.3 Ganjar -Mahfud MD.
Pasangan Ganjar-Mahfud dari rekam jejaknya dua tokoh yang hebat dan sudah dikenal luas oleh publik, ada yang bilang pasangan ini paket komplit karena kedua pernah duduk dilembaga legislatif dan memimpin lembaga eksektuf.
Pasangan Ganjar dan mahfud sangat aktif memanfaatkan media sosial dalam mencitrakan diri mereka dalam membangun image untuk meraih kepercayaan  masyarakat, melalui personal branding Ganjar dan mahfud mencitrakan diri mereka sebagai politisi yang merakyat dekat dengan wong cilik tampak dalam setiap statemen komunikasi politik yang tegas dan lugas, selain itu ganjar dan mahfud merupakan  aktor politik yang aktif menggunakan media sosial untuk berinteraksi dengan masyarakatnya melalui media sosial yang jadi andalan ganjar-mahfud adalah Instagram dan Tiktok digunakannya untuk memudahkan komunikasi dua arah dengan masyarakatnya dengan membawa ciri khas yang dimilikinya.
Sebagai sosok politisi yang baik-tegas dan berani anti korupsi ditambah imege mahfud yang jujur, berani, tegas, lugas dan anti kurupsi, dan personal branding ganjar-mahfud ini telah menjadi mitos politik dimasyakat, feedback-nya pasangan Ganjar-Mahfud elektabilitasnya terus menanjak dan ditakuti paslon No.2. Indikasi itu terlihat perilaku politik Jokowi yang mengekori jalan politik Ganjar. Ganjar kelampung-Jokowi pun kelampung- Ganjar ke NTT Jokowi pun Ke NTT. Ganjar ke maluku Jokowi  ke maluku, Ganjar ke papua jokowi pun ke papua. Jadi ada kesan Jokowi ingin menghabisi pasangan Ganjar-Mahfud.
Kekuatan,peluang pasangan Ganjar-Mahfud pertama selain memiliki modal politik, modal sosial yang mumpuni juga memiliki basis politik yang kuat-Jawa dan Madura dan pasangan ini didukung oleh tokoh bangsa daro klan nasionalis-islam moderat- serta kelompok kira yang memiliki komitmen anti korupsi,ham, kelompok lintas agama juga Non Muslim. Sedangkan kelemahan pasangan Ganjar-Mahfud adalah Dukungan koalisi parpol yg kecil yang mempengaruhi kerja politik karena mesin partai kecil dibading paslon lain, dan persoalan finacial turut menghantui pasangan ini.