Mohon tunggu...
rendi pradana
rendi pradana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa/pelajar

namaku rendi pradana putra bismillah semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Belajar Kognitivisme dan Penerapannya dalam Pembelajaran

18 Juni 2024   19:00 Diperbarui: 18 Juni 2024   19:03 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

“TEORI BELAJAR KOGNITIVISME DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN”

 

 

RENDI PRADANA PUTRA

Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember

Email: rendiputraprens@gmail.com

Abstrak

Teori belajar kognitivisme merupakan pendekatan yang menitikberatkan pada proses pemahaman, pengolahan informasi, dan pembentukan pengetahuan dalam konteks pembelajaran. Dalam teori ini, belajar dipahami sebagai proses aktif yang melibatkan interaksi kompleks antara individu dan lingkungannya. Artikel ini merangkum definisi teori belajar kognitivisme dan tujuannya menurut beberapa tokoh utama dalam aliran tersebut, seperti Piaget, Ausubel, Gagne, dan Bruner.Teori belajar kognitif menyoroti peran penting proses berpikir dalam belajar, membedakannya dari teori belajar behavioral yang lebih menekankan pada hasil belajar. Para pendukung teori kognitif menekankan bahwa belajar melibatkan lebih dari sekadar hubungan stimulus-respon; itu juga melibatkan proses mental yang kompleks. Dalam konteks pendidikan, tujuan utama teori kognitif adalah membantu siswa memperoleh pengalaman yang memperkaya kualitas dan kuantitas tindakan mereka, seperti pengetahuan, keterampilan, nilai, dan norma.Penerapan teori kognitivisme dalam pembelajaran mencakup berbagai strategi, seperti menggunakan pendekatan konstruktivis, memperhatikan tingkat pengetahuan dan pemikiran siswa, serta meningkatkan kemampuan intelektual mereka. Melalui pemahaman yang mendalam tentang teori ini, pendidik dapat merancang pengalaman belajar yang lebih bermakna dan efektif, yang mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran mereka.

Kata Kunci: Teori belajar kognitivisme

  • Pendahuluan
  •  

Teori belajar kognitivisme telah menjadi landasan penting dalam pemahaman proses belajar dan pengajaran. Dengan fokus pada pemahaman, pengolahan informasi, dan pembentukan pengetahuan, teori ini memberikan pandangan yang mendalam tentang bagaimana manusia belajar. Dalam konteks pendidikan, penerapan teori kognitivisme telah menjadi kunci untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif dan memperkaya pengalaman belajar siswa. Artikel ini akan menjelajahi esensi dari teori belajar kognitivisme serta relevansinya dalam konteks pembelajaran. Kami akan melihat bagaimana prinsip-prinsip kognitivisme memberikan dasar bagi pengembangan metode pengajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa, mendorong pemikiran kritis, dan memfasilitasi transfer pengetahuan ke berbagai konteks.

Dengan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang teori ini, guru dapat merancang pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa mereka. Oleh karena itu, penjelasan tentang konsep-konsep kunci dalam kognitivisme dan penerapannya dalam setting kelas akan menjadi fokus kami dalam artikel ini.


 

 

 

 

Pembahasan

 

  • A.Definisi Teori belajar kognitivisme

          Pengertian istilah “cognitive” berasal dari kata “cognition” yang mirip dengan “knowing” yang berarti mengetahui. Dalam arti luas, kognisi merupakan proses struktural yang menggunakan informasi. Teori belajar Kognitivisme lebih menekankan pada pembelajaran dibandingkan hasil belajar itu sendiri. Baharudin menjelaskan teori ini lebih memperhatikan peristiwa internal. Belajar tidak hanya melibatkan hubungan stimulus-respon seperti dalam teori behavioral, namun dengan bantuan teori kognitif, belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.

  • Teori belajar kognitif berbeda dengan teori belajar behavioral, teori belajar kognitif lebih menekankan pada proses belajar daripada hasil belajar.Para pendukung aliran kognitif mengatakan bahwa belajar bukan sekedar hubungan antara stimulus dan respon. Berbeda dengan model pembelajaran behavioral yang hanya mengkaji hubungan stimulus-respon belajar, model pembelajaran kognitif merupakan salah satu bentuk teori belajar yang sering disebut dengan model perseptual. Menurut model pembelajaran kognitif, visi seseorang tentang perilaku dan pemahaman terhadap situasi yang berkaitan dengan tujuan belajarnya ditentukan. Dalam praktik pembelajaran, teori kognitif muncul dalam rumusan sebagai berikut: “tahapan perkembangan” yang dikemukakan oleh J. Piaget, pra penyelenggara Ausubel, pemahaman konseptual Bruner, hierarki pembelajaran Gagan, pembelajaran online Norman dll. Teori belajar kognitif menekankan bahwa belajar adalah suatu proses yang berlangsung dalam pikiran manusia. Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses membosankan yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri seseorang sebagai akibat interaksi aktif dengan lingkungan dan menimbulkan perubahan relatif berupa pengetahuan, pemahaman, perilaku, keterampilan dan sikap, serta nilai. dan pembuatan kesan dalam pembelajaran, Kognitivisme mengakui pentingnya faktor individu dalam pembelajaran, tanpa meremehkan faktor eksternal atau lingkungan. Bagi  kognitivisme, belajar merupakan interaksi antara manusia dan lingkungannya, dan terjadi secara terus menerus sepanjang hidup seseorang. Kognisi merupakan perabot pikiran kita, yang merupakan “pusat” yang mengendalikan berbagai aktivitas kita: mengenali lingkungan, melihat berbagai masalah, menganalisis berbagai masalah, mencari informasi baru, menarik kesimpulan, dan lain-lain.

  • B. Tujuan belajar menurut aliran belajar kognitivisme

  • tujuan  teori belajar kognitif  adalah membantu siswa memperoleh pengalaman sehingga meningkatkan kualitas dan kuantitas tindakannya. Perilaku tersebut merupakan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan norma yang menjadi pedoman sikap dan perilaku siswa. Teori kognitif dikembangkan untuk membantu pendidik memahami siswanya. Selain itu, pembelajaran kognitif juga membantu pendidik memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik.
  • Kognitivisme memandang belajar sebagai proses relasional di mana struktur kognitif berubah dan pemahaman baru diperoleh dengan mengubah struktur  lama. tujuan teori kognitif  adalah untuk merekonstruksi dasar-dasar pembelajaran ilmiah. Hal ini menciptakan prosedur yang dapat diterapkan pada kegiatan pembelajaran di  kelas untuk mencapai hasil yang produktif. Teori kognitif menekankan bahwa proses dimana siswa memahami dan menafsirkan diri mereka sendiri dan lingkungannya saling berhubungan. Sebab yang melatar belakangi teori ini adalah cara memahami tindakan, cita-cita, cara seseorang dalam melakukan sesuatu dan bagaimana ia dan orang-orang disekitarnya dapat mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, teori kognitif menghasilkan wawasan dan pemahaman tentang diri kita sendiri dan lingkungan sekitar kita.

  • C. Pembelajaran menrut aliran kognitivisme gagne

Menurut Gagne, belajar dianggap sebagai proses pengolahan informasi di otak manusia Belajar adalah proses menerima informasi dan mengolahnya hingga menghasilkan hasil berupa hasil belajar. Pengolahan otak manusia : 1). Reseptor; 2).Daftar sensorik; 3). Memori jangka pendek; 4). Memori jangka panjang; 5).pembuat jawaban.

Sebagai salah satu teori psikologi kognitif, Robert M.Gagne.Menurut teori ini, belajar dipahami sebagai proses pengolahan informasi di otak manusia. Namun  pengolahan otak manusia dapat dijelaskan sebagai berikut (Nurhadi, 2018:17): 1) Reseptor (alat indra): menerima rangsangan dari lingkungan dan mengubahnya menjadi impuls saraf.

Dan memberi simbol. , untuk mengambil informasi yang diterima dan mengirimkannya.

2) Registrasi sensorik (kumpulan kesan sensorik): terletak di sistem saraf pusat.

Tugasnya adalah menerima dan memilih kesan sensorik sedemikian rupa sehingga persepsinya siap.

sebagian informasi yang masuk masuk ke memori jangka pendek dan sebagian lagi hilang ke sistem

3) Memori jangka pendek: Memori jangka pendek: dan menyimpan hasil pemrosesan persepsi.

Beberapa informasi disimpan untuk menentukan maknanya.

Memori jangka pendek, juga dikenal sebagai memori kerja informasional, memiliki kapasitas yang sangat terbatas dan umur simpan yang pendek.

Data dalam memori diubah menjadi format kode dan ditulis ke dalam memori

4) Memori jangka panjang: menyimpan hasil pemrosesan dalam memori jangka pendek.

Informasi disimpan dalam jangka panjang, jangka panjang, dan selalu tersedia.

 5) Generator Respons (Penulis Respons): Mengambil informasi yang disimpan

dalam memori jangka panjang dan mengubahnya menjadi respons respons.

D. Pembelajaran menurut aliran kognitivisme piaget

Teori Perkembangan Kognitif Yang Dikembangkan Oleh Jean Piaget Pakar kognitif yang paling berpengaruh adalah Jean Piaget yang pernah mengemukakan pendapatnya mengenai perkembangan kognitif multi fase pada anak. . Terkait penguasaan bahasa ibu (B1), Piaget menyampaikan bahwa (i) anak aktif dan kreatif dalam menguasai bahasa ibu selain meniru; (ii) keterampilan berbahasa didasarkan pada kognisi; (iii) kognisi mempunyai struktur dan fungsi. Fungsi ini bersifat genetik, bawaan sejak lahir, sedangkan struktur kognisi dapat berubah sesuai kemampuan dan usaha individu. Teorinya memberikan banyak konsep dasar psikologi perkembangan dan mempengaruhi pembentukan konsep kecerdasan.

 Menurut Piaget, pembelajaran akan lebih berhasil bila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif siswa (Ibda, 2015). Siswa harus diberi kesempatan untuk bereksperimen dengan benda-benda fisik, saat berkomunikasi dengan teman sebaya dan pertanyaan mendalam dari guru. Guru harus memberikan banyak rangsangan kepada siswa agar mereka mau aktif berinteraksi dengan lingkungan sambil mencari dan menemukan berbagai hal di lingkungan.

E. Pembelajaran menurut aliran kogitivistik ausubel

  •            Sebuah teori perkembangan kognitif yang dikembangkan oleh Osebel.
  •  Menurut Osebel, bila isi pelajaran didefinisikan dan disajikan dengan baik dan benar kepada siswa, maka siswa akan belajar lebih baik, sehingga mempengaruhi pengorganisasian kemampuan belajar siswa.
  •  Advanced organiser merupakan suatu konsep atau informasi umum yang memuat seluruh isi pelajaran yang akan dipelajari  siswa.
  • Penyelenggara Tingkat Lanjut memiliki tiga manfaat:
  •  Memberikan kerangka konseptual terhadap pokok bahasan yang  dipelajari.
  • Menjadi jembatan  antara apa yang sedang kamu pelajari dan apa yang akan kamu pelajari di masa depan
  • Siswa akan lebih mudah memahami materi pembelajaran (Ngroho, 2015: 293).
  •  Oleh karena itu, guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang isi agar mampu menemukan informasi yang sangat abstrak, umum, dan komprehensif yang mewujudkan apa yang sedang diajarkan.
  •  Guru juga perlu memiliki kemampuan berpikir logis yang baik agar mampu mengkategorikan materi pembelajaran, merumuskannya dalam waktu singkat, dan mengorganisasikan materi ke dalam struktur yang logis dan mudah dipahami.

  • F. Pembelajaran menurut aliran kognitivisme jeromde s. brunner
  •                     Bruner Sebagai seorang psikolog dan pemikir, Bruner mengembangkan teori belajar berdasarkan pandangan konstruktivis, erat kaitannya dengan teori belajar kognitif. Teori konstruktivis Brunner dipengaruhi oleh kajian teori kognitif yang sebelumnya diperkenalkan oleh Jean Piaget dan Lev Vigotsky. Teori ini meyakini bahwa siswa dapat mengkonstruksi atau mengorganisasikan konsep atau ide baru berdasarkan pengetahuan yang sudah ada. Proses pembelajaran menjadi sangat aktif dan melibatkan pengolahan informasi, pemahaman pengalaman, pembuatan hipotesis dan pengambilan keputusan. Dalam teori ini, siswa dipandang sebagai orang kreatif dan pemikir yang menggunakan pengetahuan yang ada untuk menemukan konsep dan pengalaman belajar baru.

G. Penerapan teori kognitivesme dalam pembelajaran

Santrock (2008: 61) menyatakan bahwa ada beberapa strategi pengajaran untuk menerapkan teori Piaget dalam pembelajaran.

a.Gunakan pendekatan konstruktivis.

Menurut perspektif konstruktivis, Piaget menekankan bahwa anak-anak belajar paling baik ketika mereka aktif dan menemukan solusi sendiri.

b. untuk memfasilitasi pembelajaran mereka.

Guru yang efektif harus menciptakan situasi yang mendorong siswa untuk belajar sambil melakukan

c. Perhatikan tingkat pengetahuan dan pemikiran anak.

 Siswa tidak datang ke sekolah dengan kepala kosong. Mereka memiliki banyak gagasan tentang dunia fisik dan alam.

d.Selalu gunakan penilaian Anda.

Makna yang tercipta tidak dapat diukur melalui tes standar.

Kemajuan dapat dinilai melalui tes (untuk menilai kemajuan dan kinerja), pertemuan individu di mana siswa mendiskusikan strategi berpikir, dan penjelasan lisan dan tertulis dengan siswa . pemikiran siswa.

 e. Meningkatkan kemampuan intelektual siswa.

Menurut Piaget, tingkat perkembangan intelektual siswa berkembang secara alami.

Anak tidak boleh didorong atau ditekan untuk mencapai perkembangannya terlalu dini. Jadikan ruang kelas sebagai tempat bertanya dan riset penemuan.

Kesimpulan:

Teori belajar kognitivisme memberikan pandangan mendalam tentang proses belajar yang melibatkan aktivitas mental yang kompleks, termasuk pemahaman, pengolahan informasi, dan pembentukan pengetahuan. Berbeda dengan teori belajar behavioral yang menekankan hubungan stimulus-respon, teori kognitivisme menyoroti peristiwa internal dan proses berpikir yang terlibat dalam belajar. Tujuan utama teori kognitif adalah membantu siswa memperoleh pengalaman yang memperkaya kualitas dan kuantitas tindakan mereka. Hal ini mencakup pengembangan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan norma yang membentuk pedoman sikap dan perilaku siswa. Penerapan teori kognitivisme dalam pembelajaran melibatkan strategi pengajaran yang mempertimbangkan tahap perkembangan kognitif siswa, memanfaatkan pendekatan konstruktivis, memperhatikan tingkat pengetahuan dan pemikiran siswa, serta meningkatkan kemampuan intelektual mereka.

 

DAFTAR PUSTAKA

Nurhadi. (2020). TEORI KOGNITIVISME SERTA APLIKASINYA. Jurnal Edukasi dan Sains, 77-79.

https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/raushanfikr/article/view/4947.

http://studentjournal.iaincurup.ac.id/index.php/skula/article/view/415.

JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854) Volume 6, Nomor 9, September 2023 (7299-7306)

Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang Vol.11 No.1 Januari-Juni 2020 hal 212-213

https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/attaujih/article/view/528.

     Hatip, A., & Setiawan, W. (2021). Teori kognitif bruner dalam pembelajaran matematika. PHI: Jurnal Pendidikan Matematika, 5(2), 87-97.

Nurhadi, N. (2020). Teori Kognitivisme serta Aplikasinya dalam Pembelajaran. Edisi, 2(1), 77-95.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun