Mohon tunggu...
Putra Rama Febrian
Putra Rama Febrian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Studi Jurnalistik. Saya adalah orang yang ingin terus belajar, terus berkembang, dan memanfaatkan keterampilan saya dalam hal-hal yang positif. Hobi saya bermusik dan olahraga.

Selanjutnya

Tutup

New World

Perkembangan Teknologi Komunikasi Seiring Zaman

19 Desember 2024   15:49 Diperbarui: 19 Desember 2024   15:49 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi komunikasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Inovasinya terus berkembang, mengubah cara kita berbicara, menjalani kehidupan, dan menyampaikan informasi dengan lebih cepat, efisien, dan luas. Dengan satu klik, kita dapat terhubung dengan siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Namun, di balik kemudahan ini, terdapat tantangan baru yang perlu dihadapi. Bagaimana perjalanan teknologi komunikasi dari masa lalu hingga era digital? Mari kita telusuri perkembangannya seiring zaman.

Era Pra-Mekanikal dan Mekanikal

Perjalanan teknologi komunikasi dimulai sejak era pra-mekanikal sekitar 3000 SM, ketika manusia menggunakan petroglif, yaitu gambar yang diukir pada batu untuk menyampaikan informasi. Ini menjadi dasar komunikasi visual yang digunakan masyarakat pada masa itu. 

Memasuki era mekanikal (1450-1850), teknologi mulai berkembang pesat dengan hadirnya alat-alat seperti komputer mekanik karya Blaise Pascal dan mesin hitung ciptaan Charles Babbage. Penemuan ini menandai awal pemanfaatan teknologi untuk mempermudah komunikasi dan pengolahan informasi.

Era Elektromekanikal: Komunikasi Jarak Jauh Menjadi Nyata

Era elektromekanikal (1850-1940) membawa inovasi besar seperti telegram, kode Morse, telepon, dan radio. Penemuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada 1876 serta radio oleh Guglielmo Marconi pada 1894 menjadi tonggak penting dalam komunikasi jarak jauh. Berkat inovasi ini, manusia mulai terhubung secara global dengan lebih cepat dan efisien.

Era Elektronik: Lahirnya Internet dan Revolusi Digital

Perkembangan teknologi komunikasi semakin signifikan di era elektronik (1940-1980). Komputer elektronik mulai digunakan, dan pada 1969, ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network), yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, lahir sebagai jaringan komputer pertama yang menghubungkan beberapa komputer. Hal ini menjadi cikal bakal internet karena memperkenalkan konsep berbagi data dan komunikasi jarak jauh antar perangkat, yang kemudian berkembang menjadi teknologi internet seperti yang kita kenal sekarang.

Pada 1990-an, internet berkembang pesat dengan hadirnya World Wide Web (WWW), yang membuat akses informasi menjadi lebih mudah. Email, forum daring, hingga chat room mulai mengubah cara manusia berkomunikasi, membuka peluang besar dalam berbagai aspek kehidupan.

Awal 2000-an menandai era baru dengan kemunculan teknologi jaringan dan aplikasi. Media sosial seperti Facebook (2004), Twitter (2006), dan Instagram (2010) mengubah cara manusia berinteraksi. Di bidang ekonomi, platform e-commerce seperti Amazon dan Ebay mempermudah transaksi jual-beli.

Transformasi ini telah memengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat. Media sosial kini menjadi platform utama untuk bersosialisasi, berbagi ide, dan bahkan menjalankan bisnis, mencerminkan dampak besar dari kemajuan teknologi komunikasi dalam kehidupan modern.

Era Revolusi Industri 4.0, yang dimulai pada 2011, memperkenalkan teknologi canggih seperti IoT (Internet of Things), kecerdasan buatan (AI), big data, dan cloud computing. Inovasi ini meningkatkan efisiensi dan otomatisasi di berbagai sektor.

Di Indonesia, perkembangan ini terlihat dalam sektor e-commerce, transportasi, dan perbankan, dengan platform seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee memanfaatkan AI dan big data untuk mempersonalisasi pengalaman belanja, serta layanan ride-hailing seperti Gojek dan Grab yang mengoptimalkan rute pengantaran. Selain itu, digitalisasi perbankan semakin meluas dengan aplikasi mobile banking seperti BCA dan OVO, yang memungkinkan transaksi nontunai secara praktis. 

Meskipun demikian, kemajuan ini juga menghadirkan tantangan, seperti kesenjangan digital dan ancaman terhadap privasi data, yang perlu mendapat perhatian serius.

Memasuki awal tahun 2020-an, Revolusi Industri 5.0 muncul sebagai respon terhadap kekurangan Revolusi Industri 4.0. Berfokus pada kolaborasi antara manusia dan teknologi yang lebih berkelanjutan dan personal. Salah satu contohnya adalah robot kolaboratif (cobots). Di sektor smart home, teknologi IoT diterapkan di beberapa perumahan modern di Jakarta, memungkinkan penghuni mengontrol berbagai perangkat rumah tangga melalui aplikasi. Selain itu, aplikasi AI Chat seperti ChatGPT mulai banyak digunakan di berbagai sektor di Indonesia untuk membantu dalam layanan pelanggan, pendidikan, dan bisnis, memberikan respons otomatis yang lebih personal dan efisien.

Teknologi komunikasi mulai diimplementasikan dengan pengembangan infrastruktur seperti internet cepat, perangkat keras, dan perangkat lunak pendukung. Awalnya berkembang di kota besar dan perusahaan, teknologi ini kini menjangkau daerah terpencil. Aplikasi pesan instan dan media sosial memungkinkan komunikasi jarak jauh, sementara platform virtual mempermudah kolaborasi dan layanan publik berbasis online.

Perkembangannya didorong oleh inovasi seperti kecerdasan buatan, jaringan 5G, dan komputasi awan, yang membuat komunikasi semakin cepat dan efisien. Globalisasi dan perubahan gaya hidup turut mempercepat adopsinya, meskipun masih ada kesenjangan akses teknologi di beberapa wilayah.

Namun, di balik manfaatnya yang meluas ke berbagai bidang seperti sosial, budaya, ekonomi, dan politik, teknologi komunikasi juga membawa tantangan, seperti berkurangnya interaksi sosial langsung akibat ketergantungan pada perangkat digital. Ironisnya, teknologi komunikasi seringkali mendekatkan yang jauh tetapi justru menjauhkan yang dekat, karena perhatian lebih tercurah pada dunia digital dibandingkan dengan orang di sekitar. 

Pada akhirnya, teknologi komunikasi adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, ia membuka peluang besar untuk kehidupan yang lebih baik, namun di sisi lain, ia membawa risiko yang perlu diwaspadai.

Dengan literasi dan kesadaran yang tepat, kita dapat memanfaatkannya untuk menyatukan, bukan memisahkan. Masa depan ada di tangan kita. Gunakan teknologi dengan bijak, karena pilihan kita hari ini menentukan arah dunia esok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun