Mohon tunggu...
Putra Pujangga
Putra Pujangga Mohon Tunggu... -

Menulis syair dan puisi cinta maupun puisi lainnya untuk dibagikan kepada semua orang sebagai pengobat hati dan memperluas cakrawala pemikiran tentang cinta maupun kehidupan yang indah dan bermakna. Love is something very mysterious, highly anticipated all the creatures on this earth, but that does not goto the love will always be crying all the time. Universal Love is the language of the infinite in Religion Group of the tribe as well.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Maafkan Aku yang Terlalu Rapuh

10 Desember 2011   14:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:34 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Maafkan aku...

Yang terlalu rapuh , berdiri di dalam kenyataan

Seakan tak mampu menghadapinya

Sering terjatuh di dalam perjalanan

Sehingga hanya seperti daun kering

Di tengah samudra luas

*

Bukan ku tak ingin seperti gelombang

Ataupun setegar batu karang

Mungkin karena jalan takdir yang teramat berat

Sehingga nyala lenteraku

Seakan padam di tengah kekalutan

**

Kau yang selalu ada dan menemaniku

Ku harapkan tak pernah letih oleh udara

Yang sering menjadi badai...

Dan setiap saat menghantui

Menggoyahkan rasa yang teryakini

***

Kau yang selalu ada dan tertaut di dalam hati

Ku harapkan tak pernah lelah oleh keadaan

Yang tak mampu merubah impian menjadi kenyataan

Karena diri terlalu rapuh di dalam perjalanan

****

Maafkan aku...

Yang tak mampu membuka semua senyumanmu

Tetapi akan selalu menjagamu , menyayangimu...

Dan mencintaimu setulus hati sepenuh jiwa

Tak kan mampu terhentikan oleh apapun

Karena engkaulah asaku yang tak tergantikan

Di dalam langkah-langkah hidupku .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun