Mohon tunggu...
Putra Pujangga
Putra Pujangga Mohon Tunggu... -

Menulis syair dan puisi cinta maupun puisi lainnya untuk dibagikan kepada semua orang sebagai pengobat hati dan memperluas cakrawala pemikiran tentang cinta maupun kehidupan yang indah dan bermakna. Love is something very mysterious, highly anticipated all the creatures on this earth, but that does not goto the love will always be crying all the time. Universal Love is the language of the infinite in Religion Group of the tribe as well.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jangan Kau Pergi Embun Pagiku

16 Desember 2010   20:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:40 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Tetesan Embun "][/caption] Butir butir embun menetes di atas daun Menciptakan nada kelembutan yang menembus ke setiap jiwa Biarpun hanya sekejap kehadirannya... Namun keindahannya  , memberikan arti dalam kehidupan **** Bilakah engkau tercipta dalam kefanaan Ataukah memang takdir tak memungkinkan .. Walaupun aku terus memohon.. Tetapi lajumu tak mampu aku patahkan *** Wahai embun pagi.. Kau adalah semangatku Yang selalu menyejukkan rasa dan sanubari Meskipun hanya sebentar.. Namun mampu memberiku berjuta kenangan ** Wahai embun pagi..aku meminta... Janganlah engkau pergi ... Karena engkaulah.. Yang menghidupkan detak jantungku  , Dan mewarnai langkah hidupku * Wahai embun pagiku... Janganlah kau pergi.. Di setiap tetesmu adalah nafasku  , Ruh dari cinta yang tlah hilang Bait dari segala kerinduan , Akan kesejukan , kebahagiaan.. Di langkah langkah cintaku Wahai embun pagi...janganlah kau pergi . ***** ( Embun pagi menciptakan kesejukan di pagi hari , dia hadir hanya sebentar tapi maknanya sangat indah selalu memberi arti , jika di mungkinkan aku ingin embun pagi tak pergi , terus ada dan selalu mewarnai kehidupanku )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun