Mohon tunggu...
Humaniora

Minat vs Bakat dalam Berkarir

15 Oktober 2015   23:32 Diperbarui: 16 Oktober 2015   00:09 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir-akhir ini marak dengan program untuk mengetahui minat seseorang, sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi karir apa yang cocok dengan dia, sehingga berpotensi untuk sukses ketika berkarir dibidang itu. misalnya seorang anak kecil yang kesehariannya selalu tidak lepas dengan matematika atau perhitungan, dia selalu mencari soal yang lebih rumit dan rumit lagi yang walaupun untuk menyelesaikannya dia butuh waktu lama, tapi dia tetap berusaha. atau seorang yang suka olahraga basket, sepakbola, tenis meja, badminton, dsb. akan tetapi ketika bertanding pasti selalu kalah, walaupun kalah dia tetap suka dengan olahraga tersebut.

Inilah yang namanya minat, walaupun dia berusaha dan gagal, dia tetap mau berusaha untuk mencoba dan mencoba lagi. dan menurut para ilmuwan minat inilah penentu orang sukses dalam berkarir, karena ketika gagal dia tidak menyerah.

Berbeda dengan kelompok minat, kelompok bakat menjunjung tinggi pemikiran bahwa yang menentukan kesuksesan itu bukanlah minat, tetapi bakat. hal ini dikarenakan dengan kamu bakat bermain sepakbola maka tidak butuh minatpun pasti sukses, karena memiliki bakat. analoginya seperti seorang anak yang bakat bermain sepakbola berupa shoting, passing, dribling, dia tidak memiliki minat terhadap sepakbola dia akan tetap bisa, karena hakekatnya dia sudah bakat.

Perlu diketahui, minat dan bakat itu sama-sama mencoba melakukan aktivitas tersebut dahulu (sepakbola, volly, seni, dsb) tapi perbedaannya adalah yang minat tidak bakat, maka dia akan sulit melakukan aktivitas tersebut tapi dia suka akan aktivitas tersebut, sedangkan bakat dia hanya sekali atau beberapa kali mencoba saja sudah bisa. Sehingga penting mana, minat ataukah bakat dalam berkarir ?

1. minat

->kamu suka sesuatu misalnya olahraga seperti badminton. kalau aku kan suka badminton, didalam badminton itu kan ada banyak keahlian yang harus dikuasai, seperti smashing, serving, jumping, ketangkasan dalam menerima-mengembalikan cock, dan netting yaitu menerima cock jika menyinggung nett atau membuat cock agar menyinggung nett. kesemua skill tersebut harus dimiliki karena itu dasar dari badminton. walaupun aku dalam memperoleh keahlian tersebut selalu gagal dan gagal, dan ketika bertanding juga gagal, tapi aku tidak menyerah karena aku suka badminton.

->sehingga cara kerja minat yaitu ketika seseorang mencoba sesuatu seperti smashing, atau serving, kemudian aktivitas tersebut masuk dalam perasaan (suka/tidak suka) kemudian akan disimpan di otak sebagai pengalaman. jika perasaannya tidak suka, maka effectnya adalah tidak minat, sedangkan jika suka maka minat. sehingga ketika mencoba lagi aktivitas tersebut, maka dia akan membenturkan dengan pengalaman dia pada saat melakukan aktivitas tersebut kemudian berefect pada perasaan suka/tidak suka yang akhirnya menghasilkan perilaku melakukan aktivitas tersebut atau tidak.

-> dampak dari minat/tidak minat cukup masiv, seseorang yang tidak minat terhadap sepakbola yang disebabkan karena ketika bermain sepakbola pernah ditendang oleh lawan dimukanya sehingga hidungnya patah tulang. maka akan menyebabkan dia tidak melakukan aktivitas itu lagi yaitu bermain sepakbola, dan untuk membuat dia berminat kembali caranya sangat sulit. karena sudah menjadi trauma berupa rasa takut. pun kalau sudah hilang traumanya, maka minatnya akan tidak sebesar pertama kali. hal ini disebabkan oleh sisa-sisa trauma yang ada diotaknya.

2. bakat
-> kalau contoh bakat itu seperti di filmnya august rush, mungkin para pembaca juga pernah melihat film august rush. yaitu film yang menceritakan anak kecil yang berbakat main musik, sekali belajar saja sudah bisa. ataupun mungkin ada temen pembaca yang padahal dia tidak pernah belajar tapi dia cerdas.

--> Tenang, dia itu bukan memakai sihir, tapi memang sebagian orang diberi kelebihan yaitu dapat mempelajari suatu realitas dengan cepat. bila seseorang dapat memasukkan bola basket kedalam ring (three point) dibutuhkan waktu yang lama bahkan bertahun-tahun. orang berbakat mempelajarinya bisa hanya 1-2 bulan saja. jadi perbedaannya bukan terletak pada dia memiliki kekuatan super, otaknya dua, atau dsb, tapi pada lama tidaknya dia belajar. memang untuk menemukan saya bakat dibidang mana itu tidak mudah, dan bisa jadi hanya memiliki minat tapi tidak memiliki bakat dibidang itu.

--> dampak dari bakat/tidak, menurutku sangat besar bagi kesuksesan karir. orang berbakat dia pasti mudah dalam menyelesaikan tantangan-tantangan didalam karirnya. misalnya saja tantangan dalam berkarir kedokteran adalah kecepatan dalam menangani pasien, ketangkasan dalam mengoperasi (bagian mana yang harus dipotong, disambung, dst), konseptual causalitas yang kuat, dst. orang memiliki bakat dia akan cepat dalam menyelesaikan tantangan dan memperoleh keahlian yang demikian. sedangkan orang yang tidak ahli justru butuh waktu lama untuk dapat keahlian demikian. ini bisa berdampak pada sembuh atau tidaknya pasien, tepat dalam penanganannya, dsb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun