Mohon tunggu...
Humaniora

Manusia (Adam) Evolusi Kera ataukah Tidak ?

19 September 2015   21:31 Diperbarui: 19 September 2015   21:38 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jikalau berbicara Evolusi, maka tidak akan lepas dengan Lamarck dan Charles Darwin. Keduanya adalah penggagas teori evolusi, Lamarck membuat teori bahwa perubahan alam akan menyebabkan kebutuhan untuk menyesuaikan diri sehingga otomatis akan merubah organ agar dapat berkembang, atau jikalau tidak merubah organ maka akan menyebabkan kematian. Lamarck mencontohkan dengan leher jerapah yang panjang disebabkan karena dia harus meraih makanan dari pohon-pohon tinggi, sehingga dia terpaksa merubah organnya. Kalau dipelajaran SMP biasa disebut dengan adaptasi morfologi. Sedangkan Charles Darwin mengajukan teori tentang struggle of life yang mengatakan bahwa dalam berevolusi itu bertahap, tidak hanya setahun dua tahun bahkan sampai ribuan hingga milyaran tahun. Charles Darwin juga membuat teori bahwa ada genus yang membuat evolusi menjadi berbeda-beda, burung fik yang berbeda-beda berasal dari 1 burung yang sama. Hal ini juga berlaku pada manusia.

 

Dalam filsafat hal pertama yang harus diketahui adalah pengetahuan tentang hukum identitas suatu realitas. Realitas A tidak sama dengan Realitas B karena masing-masing memiliki identitasnya (unsur yang berbeda). Kalau belum paham maka saya akan mencontohkan dengan ralitas sebuah HP dengan sebuah Meja. Keduanya memiliki identitas masing-masing sehingga HP bukan Meja, Meja bukan HP. Bahkan jikalau lebih detail lagi maka dapat diketahui semua realitas itu berbeda satu sama lain, walaupun sama-sama HP atau sama-sama Meja, tapi walaupun meja dengan merk sama dan bentuk sama maka pasti tetap ada perbedaannya, mulai susunan atom, degradasi warna, panjangnya, lebarnya, kekuatannya, dst. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap realitas memiliki identitasnya masing2 dan antar realitas yang se genus pun tetap tidak sama. Hukum identitas ini lebih dikenal dengan sebutan (Law of Identity) yang dipopulerkan oleh Aristoteles.

 

Karena menggunakan filsafat dengan alat hukum identitas, maka hal pertama yang harus diketahui adalah hakekat manusia.

Manusia

Manusia adalah makhluk hidup yang terdiri dari jiwa dan raga yang antara lain organ dalam, organ luar dan panca indra sedangkan raga yaitu memiliki kemampuan berpikir, kebebasan memilih, dan memiliki perasaan.

Hal tersebut (jiwa dan raga) bisa dibuktikan dengan adanya jantung, otak, mata, telinga, dsb. Sedangkan adanya kemampuan berpikir dibuktikan dengan kemampuan kita membuat strategi, memanfaatkan peluang, memunculkan ide, membuat inovasi, dst. adanya kebebasan memilih pada diri manusia dibuktikannya dengan kita bebas memilih pilihan A atau B, bahkan jika hanya ada satu pilihan saja pun hanya A maka kita pun juga bebas tidak memilih A, inilah kemampuan bebas memilih manusia. Sedangkan memiliki perasaan bisa dibuktikan dengan kita merasa takut, senang, bahagia, sedih, dsb.

Manusia menurut para ilmuwan adalah

NICOLAUS.D.&A.SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.

ABINENO.J.I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun