Mohon tunggu...
Putra Pertiwi
Putra Pertiwi Mohon Tunggu... -

Seorang yang ingin Indonesia lebih realistis, tanpa neko-neko, dan konspirasi. Tak ada yang bisa membuat Indonesia lebih baik, dari orang yang rela hidup di bawah tekanan, kemiskinan, dan rayuan. Indonesia saja sudah cukup.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Indonesia Baru yang Munafik (Jokowi-JK)

22 September 2014   02:50 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:00 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peradaban baru 'katanya' muncul untuk mengkritisi peradaban lama... sangkal menyangkal, saling menafikan, dan meng-atasi. pada banyak hal, peradaban baru tidak melulu lebih baik dari peradaban lama. makin matangnya kehidupan sosial politik sebuah bangsa, hanya mempertegas kemunafikan-kemunafikan baru. Pada babak ini, Indonesia dijanjikan untuk berubah, berubah dari yang baik ke yang lebih baik, atau yg buruk ke yg baik. tapi sayang, yg berjanji adalah dua orang yg munafik, lebih mungkin mereka berjamaah dengan kelompok-kelompoknya.  ada banyak ciri orang munafik, diantaranya bila berjanji tak ditepati, tukang fitnah, tak amanah, dan sumpah palsu. Presiden terpilih dan wakilnya, Jokowi-JK telah memulai babak baru Indonesia dengan kemunafikan-kemunafikan. dua orang ini sangat mudah berkata dan janji, tapi sangat sulit untuk jujur dan menepati janji. Saya tau akan banyak orang yg tidak suka dengan tulisan semacam ini, karena mereka juga adalah org2 munafik itu, selalu tak mengakui kebenaran. tapi harus saya katakan, dua orang itu tidak pantas memimpin Indonesia. Sebelum terpilih, Jokowi mewanti-wanti tidak ada politik transaksi dalam pencalonannya. dengan penuh semangat ia menegaskan koalisi tidak menjanjikan jabatan politik. tak ada bagi-bagi kursi dalam kabinetnya nanti. dengan begitu, dirinya mampu membuat koalisi  lawan politiknya sebagai antitesa dari ucapan2nnya. lahirlah opini koalisi merah putih sebagai koalisi transaksional karena jika menang akan membagi-bagikan kursi pemerintahan, dengan begitu harus dihindari. padahal, sudah ribuan kali para bangsawan mengakui, bangsa yg memiliki partai yg lebih dari 10 ini tidak akan baik jika hanya dipimpin oleh 1 partai. karena perjalanan pemerintahan akan tersendat dan kacau. tapi dasar dajjal...Jokowi-JK dan timnya malah meniupkan energi kotor untuk membenci kata-kata seperti itu. Sampai akhirnya Jokowi menelan ludahnya sendiri, Jokowi mengingkari janjinya...pada 15 September 2014, Jokowi-JK mengumumkan ada 16 menteri dari parpol pendukung dan 18 kursi dari profesional ... hingga saat ini, Jokowi masih mecari serpihan2 ludahnya di tanah untuk dijilatnya kembali dan menelannya, ludah yg menyatakan tidak akan membagi-bagi kursi (agar pemilihnya tak menyadari kalau sedang dibodohi). Banyak cara yg dilakukan Jokowi dan timnya agar tidak terkesan berdusta. media menacari pengamat2 gila untuk diambil omongannya untuk menyatakan Jokowi tidak mengingkari janji. terakhir Jokowi mengatakan "bangsa besar tidak cukup dipimpimpin oleh 4 partai".....hahahah... dasar manusia munafik... saya enggak tahu apakah Jokowi baru tahu kebenaran itu atau dulunya dia pura2 tidak tahu. seakan2 dia tidak pernah menolak bagi-bagi kursi, seakan bagi2 kursi itu tidak sama dgn memimpin bersama. JK juga tidak kalah menjijikan... kader HMI ini seakan sudah lupa ajaran Islam. Ia hanya menghambakan dinamisnya politik daripada kebenaran dan kejujuran. saya jadi malu mengakui JK sebagai putra Makasar. pada babak ini, sudah beberapa kali dia menjilat ludahnya sendiri, terakhir soal koalisi. pada 9 Juni 2014, Ia mengatakan. "Di koalisi kami, tidak ada janji2 beri delapan kursi menteri pada partai peserta koalisi. hanya keikhlasan yg mendasari kita semua." tapi pada 17 September (setelah ia terpilih). "16 kursi untuk parpol ini sebagai syarat koalisi. tidak bisa semua murni profesioanal. itu realitas politik kita." hahahah... kenapa susah sekali sih jujur. padahal Allah tidak pernah mengharamkan jujur loh JK. oh ya, sorry bagi penyembah Jokowi-JK, saya hanya mengungkapkan kebenaran. peace. Saat ini, Jokowi-JK dan timnya sedang kecacingan-eh salah, seperti cacing yg kepanasan maksud saya. menguatnya koalisi merah putih (KMP) di Parlement membuat mereka harus merangkul beberapa partai anggota KMP untuk bergabung. kursi menteri pun ditawarkan. namun, banyaknya partai yg menolak bergabung membuat mereka frustasi. entah apalagi yg akan dilakukan kedepannya. saya sendiri tidak sepenuhnya percaya kepada KMP ini karena di dalamnya terdapat beberapa partai yg memiliki sejarah kemunafikan, seperti Golkar. jika Jokowi mampu merangkul beberapa partai peserta KMP, ya udah, selamat jalan Indonesia... Jokowi-JK semakin asyik bergaya. saya tinggal menunggu kemunafikan2 berikutnya. Saya ingin semua orang mengawasi, baik koalisi munafik Jokowi-JK dan KMP dengan mata yg terbuka. jika ingin obyektif, maka jangan menjadi bagian dari keduanya. kita harus mendukung, hanya karena itu baik dan benar...dan menolak dan mengkritis hanya kalau salah dan sesat. saya bangga kepada mereka yg menolak Pilkada oleh DPRD, tapi saya lebih bangga jika orang itu jujur tanpa tendeng aling-aling. bagi2 kursi kabinet itu bagus untuk keseimbangan kepemimpinan, tapi cara Jokowi-JK itu sesat karena penuh dengan kebohongan, tipu2, dan kemunafikan. salam dari Bima, NTB....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun