Mohon tunggu...
Putra Pamungkas
Putra Pamungkas Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswa

Mahasiswa UIN WALISONGO

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Pengaruh Media Sosial terhadap Perubahan Perilaku Masyarakat Atas Kasus Virus Corona

5 April 2020   05:40 Diperbarui: 5 April 2020   05:34 1810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemudian dampak dari hal tersebut adalah dapat meningkatkan kepanikan dan kecemasan masyarakat yang pada akhirnya berpengaruh kepada kualitas tingkat imun tubuh yang menurun. Banyak dari mereka yang kemudian memborong persediaan kebutuhan pokok dan perlengkapan kesehatan untuk upaya dalam pencegahan virus ini, seperti cairan sanitizer, masker, dan obat-obatan.

Ditambah lagi dengan kebijakan pemerintah yang menerapkan kebijakan social disatancing[3], menambah rasa cemas kepada khalayak bahwasanya virus ini memang sangat berbahaya dan harus diwaspadai bersama. Kebijakan ini diterapkan di Indonesia karena dirasa cocok dalam mencegah dan memperlambat penyebaran virus tersebut. 

Hal tersebut juga diperkuat oleh Katie Pearce dari John Hopkins University, yang menyatakan bahwa social distance dapat menjadi solusi terbaik dalah praktik kesehatan masyarakat yang berguna dalam mencegah penyebaran dan penularan penyakit (Futty, 2020). Hal tersebut dapat dilakukan dengan menjaga jarak antara satu orang dengan orang yang lain.

Respon masyarakat terhadap fenomena virus pandemi ini sangat beragam, tidak hanya kecemasan dan kepanikan, tetapi juga banyak respon masyarakat yang biasa saja menghadapi permasalah corona ini. 

Hal ini dapat dibedakan berdasarkan strata sosial seseorang. Masyarakat yang memiliki status sosial yang tinggi, cenderung mengidap panic buying karena dengan harta yang dimiliknya, mereka dapat membeli bahkan memborong bahan makanan dan peralatan kesehatan dalam menyiapkan pencegahan virus corona. Tingkat kewaspadaan mereka juga sangat tinggi, karena banyak informasi yang dapat mereka akses dengan menggunakan gawai mereka.

Kedua adalah masyarakat kelas menengah ke bawah, dalam hal ini adalah masyarakat yang tidak memiliki gaji tetap. Banyak dari masyarakat menengah ke bawah yang kemudian dalam kondisi bimbang dalam menyikapi kebijakan pemerintah tersebut. Hal ini karena masyarakat tidak hanya memikirkan mengenai virus tersebut, tetapi mereka juga harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari -- harinya. Kemudian dengan adanya hal ini, banyak yang berpandangan bahwa kalangan masyarakat tersebut tidak menaati himbauan yang diberikan oleh pemerintah.

Penulis melihat kebijakan pemerintah ini, lebih condong pada elemen masyarakat atas. Karena pekerjaan dan pendapatan mereka yang sudah tetap, tidak terlalu berpengaruh apabila pekerjaan kantor dilakukan di dalam rumah. Tetapi dengan masyarakat menengah ke bawah, mereka akan mengalami sebuah kebimbangan dalam mengambil keputusan terkait hal ini. 

Karena faktor pemenuhan kebutuhan menjadi faktor utama dalam mempertimbangkan kebijakan tersebut. Tidak dapat disalahkan juga apabila masyarakat tetap melakukan aktifitas nya di luar rumah dalam konteks bekerja. Kecuali orang -- orang yang melakukan aktivitas tanpa ada kepentingan yang mendesak.

Pesan untuk para netizen,adalah berhentilah membuat dan menyebarkan informasi yang tidak benar menganai virus Covid-19 ini. Karena kondisi seperti ini sangat memengaruhi perubahan -- perubahan sikap yang dilakukan oleh masyarakat. Mengabarkan hal baik dan kabar gembira, seharusnya sudah ada dalam diri manusia. Dalam Tafsir al-Mishbah yaitu (QS. Al Baqarah: 25) artinya :

"Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir     sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah                 diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka         kekal di dalamnya."

Dalam penjelasan Mahmud al-Mishri pada Ensiklopedia Akhlak Muhammad, dengan membiasakan diri untuk membawa kabar gembira atau informasi yang baik dalam arti terpercaya dan menyenangkan untuk orang sekitar termasuk dari kesempurnaan iman manusia (VOAISLAM, 2017).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun