Mohon tunggu...
Arif Wicaksana
Arif Wicaksana Mohon Tunggu... -

Pekerja swasta, tinggal di daerah Kota Yogyakarta, lagi belajar untuk menulis yang benar...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

KEOBYEKTIFAN KOMITE NORMALISASI PSSI UNTUK PROFESIONALISME SEPAKBOLA

10 April 2011   13:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:56 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menarik sekali ketika membaca komentar-komentar yang menyangkut Liga Primer Indonesi (LPI) di media online. Ada yang Pro dan tidak sedikit pula yang Kontra. Seperti yang kita ketahu LPI hadir di Indonesia punya misi yang sebenarnya tidak bisa untuk dikatakan merusak Persebakbolaan Indonesia. Semua program-program yang akan dijalankan LPI bertujuan untuk memajukan persepakbolaan di tanah air. Tapi sejauh ini saya juga menilai memang masih banyak yang harus dibenahi didalam tubuh LPI tersebut.

Kenapa kok dalam hal ini banyak juga pihak-pihak yang tidak setuju dengan keberadaan LPI? Tentu saja sangat menarik untuk kita bahas masalah ini. Menurut saya pihak-pihak yang menolak LPI ada beberapa unsur. Pertama, adalah orang-orang atau kelompok yang merasa nyaman dan mendapatkan keuntungan dari system yang sudah ada. Contohnya pengelola Liga Indonesia, pengurus klub, dan pihak2 yang berperan dalam proses pendistribusian dana operasional Liga maupun Klub yang didapan dari sponsor, donatur ataupun APBN/APBD. Meskipun tidak semua demikian. Kedua, para suporter fanatik Klub-klub Liga Indonesia yang kwatir Klub kesayangannya akan tergeser oleh keberadaan LPI. Dua unsur tersebutlah yang kurang bisa memberikan penilaian Obyektif tentang keberadaan LPI. Coba bayangkan kalau LPI sudah diakui oleh PSSI bagaimana nasip Klub2 yang masih pakai APBD padahal ada rencana penghapusan APBD buat Klub sepakbola profesional, terus bagaimana dengan Klub yg sering telat bayar gaji pemain? Dari itu saja saya bisa bayangkan akan banyak pemain yang eksodus ke LPI karena kontrak yang lebih profesional.
Selain pihak-pihak yang menentang LPI pasti ada yang mendukung LPI? Saya rasa diluar dua unsur yang saya sebut di atas kemungkinan besar tidak punya alasan yang kuat untuk menentang keberadaan LPI dan itu sangatlah obyektif karena bagaimanapun juga LPI memberikan harapan yang menjanjikan buat persepakbolaan Indonesia. Dan bagaimanapun juga tidak ada unsur yang merugikan persepakbolaan di tanah air.
Apa formula yang pas untuk mengakomodir LPI? Saya lebih cenderung mengoreksi keberadaan PT. Liga Indonesia yang notabenya adalah pengelola Liga di Indonesia. Kalau PT. Liga Indonesia tidak bisa membuat trobosan seperti apa yang dilakukan oleh pengelola LPI, mungkin akan lebih baik pengelolaan Liga Profesional tersebut diserahkan ke Pihak LPI dengan program-programnya yang saya rasa sangat positif buat dijalankan di Indonesia. Akan tetapi apakah PT. Liga Indonesia rela melepaskan begitu saja ke LPI? Ya itu yang sulit untuk di realisasikan, tapi harusnya bisa kalau memang PSSI (Komite Normalisasi) memutuskan tanpa tekanan. Atau mungkin Joint Operations juga bisa.  Tapi bisa dibayangkan kalau PSSI mengakomodir/melebur LPI ke Liga Indonesia yang masih tetap dibawah PT. Liga Indonesia pasti akan susah untuk mencari formula yang pas untuk merealisasikannya. LPI ditempatkan di Devisi 3, kayaknya pihak LPI pasti akan menolak. Dan kalau harus bubar apa tidak disayangkan karena dari sekian klub yang ada di Indonesia hanya segelintir yang bisa mandiri. Kalau LPI dimasukkan ke LSI pasti banyak Klub yang berdalih "tidak adil" tentang itu. Dan saya rasa yang paling bijaksana adalah ide untuk memverifikasi klub profesional termasuk LPI. Verifikasi bukan cuma masalah keuangan saja, tetapi banyak unsur yang harus dipenuhi. Dan juga menganalisa kemungkinan "merger" antar klub satu kota. Saya rasa tidak semua klub LSI lolas, begitupula klub LPI. Dan bukan tidak mungkin, hasil dari verifikasi ini akan menghasilkan Liga yang sangat berkualitas. Dan untuk klub yang tidak lolos verifikasi akan masuk dalam rangking nominasi klub yang akan di profesionalkan. Nominasi inilah yang akan mengisi quota dan tergantung berapa kasta dan berapa klub yang dibutuhkan buat Liga yang profesional.

Kalau tidak sekarang kapan lagi profesionalisme sepakbola akan ada di Indonesia dan sejalan dengan reformasi di persepakbolaan Indonesia. Tapi bagaimanapun juga semua ada di tangan Komite Normalisasi, kita tunggu saja sejauh mana keobyektifan Komite tersebut Untuk kemajuan Persepakbolaan Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun