Kupilih duduk di sudut agak remang
Kutunggu keluar sang putri Arya Penangsang
Pikiran melayang yang bukan-bukan
Andaikan kau dan aku berpacaran
Kalau cinta melekat
Tahi kucing, rasa cokelat
Lagu Lepen (lelucon pendek) karya alm. Gombloh sudah melekat di kalangan masyarakat menjadi pribahasa yang tepat ketika dua remaja sedang terpikat oleh rasa cinta yang erat, maka keluarlah kata-kata "Jika cinta sudah melekat, tahi kucing pun rasa cokelat".
Cinta memang sebuah fenomena yang sering terjadi khususnya untuk para remaja yang sedang dimabuk asmara, banyak sekali di sekitar kita atau malah kita sendiri pernah jatuh cinta.
Membayangkan wajahnya, sikapnya yang membuat kita jatuh hati sampai-sampai pikiran kita selalu dihantui oleh bayangan yang kita cintai.
Seperti pada lirik lagu ILU IMU karya Hati Band:
Lagi-lagiku gak bisa tidur
Lagi-lagiku gak bisa makan
Fikiranku selalu melayang
Wajahmu pun selalu terbayang
Ketika seseorang sudah jatuh cinta logika pun sudah tak berkata, begitulah kira-kira peristiwa jatuh cinta yang terjadi baik di dalam sejarah atau yang kita lihat depan mata.
Kenapa bisa terjadi?
Diambil dari e-book berjudul Why Men Don't Listen and Woman Can't Read Maps,  ada seorang ahli antropologi dari Amerika, Dr. Helen Fisher dari Universites Rutgers, New Jersey, juga telah melakukan sebuah riset pionir pada otak dengan menggunakan scan otak supaya dapat menemukan posisi cinta dalam otak.
Ketika penelitiannya masih berada di tingkat-tingkat awal, dia telah menemukan tiga jenis emosi di dalam otak: birahi, kegilaan dan keterikatan.