Mohon tunggu...
Jamur Pena
Jamur Pena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Media hiburan berwawasan, agar bisa kenal lebih dekat bisa follow akun instagram @putranug__ .

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dari Kelitih Menjadi Fight Club: Kegiatan untuk Mengurangi Kekerasan di Jalanan

4 Agustus 2024   06:28 Diperbarui: 4 Agustus 2024   19:33 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelitih merupakan salah satu aksi yang meresahkan warga di wilayah Daerah Istimewa Jogjakarta sehingga netizen menyebutnya sebagai Gotham City --kota yang ada di film Batman.

Kelitih membuat masyarakat resah karena biasanya para pelaku melukai korban tanpa adanya alasan yang jelas.

Karena merasa meresahkan warga sekitar, para pemuda di Jogja memiliki ide untuk membuat fight club untuk para kelitih. Tujuannya agar para kelitih tidak membuat onar di jalanan.

"Kami itu sangat benci kejahatan jalanan yang namanya kelitih. Dimana teman-teman yang sangar di jalan kita rubah di tempat dan yang nonton bukan cuman temen-temen kampungnya, tapi yang nonton bener-bener 1000-an orang gitu". Ucap Kocok, Humas Fight Club Yogyakarta.

Fight Club Yogyakarta sudah berlangsung selama 2 bulan setiap 2 minggu sekali, digelar pada jum'at malam di kawasan Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY).

Tiap pekan ada 60-an orang yang bertanding tapi yang antri sampai ratusan orang.

Fight club ini terbuka bagi siapa pun termasuk bagi para kelitih yang sering berbuat onar di Jogja.

Penyebab para remaja melakukan aksi kelitih itu karena apa?

Kata Humas Fight Club Yogyakarta, ternyata kelitih adalah anak-anak muda yang punya energi berlebih. Mereka juga salah tersalurkan, mereka menyalurkannya lewat kekerasan karena ingin terlihat sangar.

Humas Fight Club Yogyakarta juga mengatakan, kami nyoba bikin formula baru, gimana jika sangarnya dirubah jadi hal yang positif dan bisa dikontrol dan tetap bergengsi dan terlihat keren. Maka kami dirikan Fight Club ini.

Namun, untuk meningkatkan aspek keselamatan, seperti penyediaan ambulans yang memadai selama event, kini dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp 10.000 per peserta. Sementara itu, untuk penonton, kontribusinya bersifat sukarela.

Ada banyak aspek negatif yang bisa kita kurangi bukan hanya dengan kebijakan hukum saja, tetapi bisa juga dengan mengubah jalur negatif itu kepada hal yang positif atau setidaknya dapat dipantau oleh masyarakat sekitar agar tidak membuat keresahan yang berlebih.

Sumber:

Pandangan Jogja
Radar Jogja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun