1. Tingkat Stunting di Indonesia
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, tingkat stunting di Indonesia masih tinggi, terutama pada anak-anak di bawah usia dua tahun. Meskipun ada penurunan sejak beberapa tahun terakhir, sekitar 27,7% anak di Indonesia mengalami stunting pada tahun 2020. Ini mencerminkan masalah kronis yang memengaruhi perkembangan anak-anak di negara ini.
2. Faktor-faktor Penyebab Stunting di Indonesia
Beberapa faktor berkontribusi pada tingginya tingkat stunting di Indonesia:
a. Kurangnya Gizi dan Pola Makan yang Tidak Seimbang: Banyak anak di Indonesia tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup, terutama dalam hal protein, zat besi, vitamin, dan mineral penting. Pola makan yang tidak seimbang, seperti kurangnya konsumsi sayuran dan buah-buahan, juga menjadi faktor penting.
b. Kebersihan dan Sanitasi yang Buruk: Akses terbatas ke air bersih dan sanitasi yang buruk meningkatkan risiko infeksi pada anak-anak, yang dapat menghambat pertumbuhan mereka.
c. Akses Terbatas ke Pelayanan Kesehatan: Banyak masyarakat di daerah pedesaan atau terpencil masih memiliki akses terbatas ke pelayanan kesehatan yang berkualitas, termasuk pemantauan pertumbuhan anak.
3. Upaya Pencegahan Stunting di Indonesia
Untuk mengatasi stunting di Indonesia, diperlukan serangkaian upaya pencegahan yang komprehensif:
a. Promosi ASI Eksklusif: Mendorong praktik pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan anak adalah salah satu langkah utama dalam pencegahan stunting. ASI mengandung nutrisi penting yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Pemberian Makanan Tambahan: Selain ASI, memberikan makanan tambahan yang kaya nutrisi seperti makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah kunci dalam memenuhi kebutuhan gizi anak-anak yang sedang tumbuh.