Pendidikan Indonesia saat ini sudah menjadi kegiatan yang monoton dengan sistemnya yang begitu-begitu saja. Selama beberapa dekade terakhir tak ada yang menjadi ciri khas pendidikan di Indonesia, hanya berangkat, pulang, dan melupakan. Belajar pun hanya mendekati ujian saja.Â
Kalau kompasianer pernah mendengar tentang istilah 'yang terkuatlah yang bertahan' atau 'yang terbaiklah yang akan menang' nah itu mungkin cocok untuk revolusi pendidikan di Indonesia. Secara singkat pendidikan Indonesia yang begitu-begitu saja akan diubah menjadi sebuah permainan hidup dan mati. Hal ini akan membuat dan menciptakan generasi unggul dan berdaya saing tinggi.
Jadi, konsep pendidikan seperti ini, misalnya kita mengambil jenjang SMA. Nah, akan dibuat seleksi yang sangat ketat untuk masuk SMA diseluruh Indonesia tanpa terkecuali. Seleksi yang dibuat hanya untuk menerima siswa-siswi cerdas istimewa. Dibuat sedemikian sulitnya dan seluruh aspek diujikan untuk memilih siapa yang terbaik.Â
Setelah mereka lolos tahap seleksi, akan ada sistem sekolah yang menuntut mereka bersaing. sistem yang akan membuat mereka benar-benar berkompetisi dan bertahan dengan kompetensi diri masing-masing. singkatnya, sekolah akan menciptakan suasana dimana Drop Out menjadi momok yang menakutkan. siswa yang tertinggal ataupun lengah akan dikeluarkan. hanya ada belajar dan terus bertahan. ditambah lagi setiap ujian siswa yang mendapat nilai paling jelek akan dikeluarkan. ujian ini dinamakan ujian khusus.
Lebih lanjut, tidak hanya sekolah yang bisa mengeluarkan siswanya, namun antar siswa juga dapat men 'drop out'Â siswa lain. mengerikan bukan? tapi inilah yang dsebut kompetisi untuk menciptakan generasi unggul. aturannya akan sederhana, di mana siswa dapatt mengeluarkan siswa lain adalah dengan cara cara yang cerdik, seperti memanfaatkan kelalaian siswa lain, ataupun menjebak siswa lain. asal tidak ketahuan oleh sekolah hal ini akan diperbolehkan.Â
Tapi tunggu dulu, tidak serta merta hanya ada ketakutan di sistem seperti ini, namun ada benefit yang sangat setimpal atau bahkan lebih. benefitnya adalah setiap siswa yang berhasil lolos seleksi dan menjadi siswa sah di SMA akan mendapat fasilitas seperti, asrama gratis, pendidikan gratis, poin bulanan (uang yang hanya dapat digunakan disekolah) untuk kebutuhan pribadi sehari-hari, dan yang paling menggiurkan adalah bisa bebas memilih universitas untuk melanjutkan studi bagi mereka yang berhasil bertahan hingga lulus. tentu ada juga proteksi atau semacam perlindungan ketika hendak dikeluarkan dari sekolah yaitu dengan membayar sejumlah poin yang besar kepada sekolah.
Bagaimana? sistem yang menarik bukan? perlukah dicoba?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H