Mohon tunggu...
Nopa Ariansyah
Nopa Ariansyah Mohon Tunggu... Guru - Manusia Fakir Ilmu

Menuangkan ke dalam bentuk tulisan tentang apa yang saya dapatkan, pikirkan, dan rasakan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

"Couple Traveler to Kuala Lumpur" (Part One)

21 April 2019   10:57 Diperbarui: 29 April 2019   11:20 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Perjuangan dan Persiapan Sebelum Keberangkatan"  

Menjelajah tempat baru bersama orang terkasih merupakan salah satu pengalaman yang manis dalam hidup. Begitulah kami berdua, sepasang suami istri, yang berani mencoba menjangkau tempat-tempat yang jauh dari rumah demi satu pengalaman berdua nan berharga, romantis, dan seru. Salah satu kebiasaan kami dalam travelling yaitu memilih waktu liburan yang sangat anti mainstream dari kebanyakan orang. 

Ya kami memilih pada travelling pada bulan Maret dan November. Why? Hal ini dikarenakan bulan-bulan tersebut merupakan bulan kelahiran kami. Saya bulan November, istri saya bulan Maret. Kebetulan juga bulan November atau Maret bukan termasuk dalam periode peak season untuk musim liburan. Jadi biaya-biaya dalam perjalanan dapat ditekan seminimal mungkin. Dalam artian hemat.

Kisah perjananan kami bermula dari Bandung, Lampung, sampai Jogja. Hingga pada suatu saat kami memberanikan diri untuk mencoba travelling overseas. Salah satu destinasi kami yang pertama yaitu menikmati suasana berbeda di negeri jiran, Malaysia. Inilah kisahnya :

Perjuangan sebelum keberangkatan

Saat itu, awal Januari tahun 2019, terjadi lonjakan kenaikan harga tiket pesawat yang cukup drastis untuk rute penerbangan domestik. Dari perhitungan kami satu perjalanan wisata akan menghabiskan budget lebih dari dua kali lipat dari perjalanan-perjalanan kami yang sebelumnya. Bahkan dengan menggunakan maskapai termurah plus tambahan promo diskon hotel  dan pesawat sekalipun. 

Tentunya hal ini sangat memberatkan bagi kondisi keuangan kami yang terbilang levelnya menengah ke samping. Eh salah, menengah ke bawah maksudnya. Kami berpikir keras sembari tetap mencari destinasi-destinasi wisata alternatif untuk mengisi aktivitas liburan pada bulan Maret, bulan kelahiran istri tercinta.

Pada suatu ketika kami melihat beberapa promo tiket pesawat dari maskapai penerbangan dengan taqline "low cost budget" se-Asia. Mereka menawarkan banyak sekali tiket dengan harga yang terjangkau untuk rute penerbangan ke luar negeri. Maka mulai dari saat itu kami mulai memperhatikan tawaran-tawaran tiket tersebut dan mulai  mentargetkan untuk mencoba travelling overseas atau  jalan-jalan ke luar negeri. 

Dengan mengandalkan bekal membaca beberapa referensi tulisan-tulisan traveller yang pernah travelling overseas serta beberapa pertimbangan dan diskusi yang intens akhirnya negeri jiran, Malaysia, kami putuskan untuk menjadi destinasi awal kami travelling overseas kami yang pertama. Kira-kira kalau tidak salah seingat saya pertengahan Januari 2019 keputusan ini kami ambil.

Perjalanan memburu tiket pun kami mulai. Pertama kali kami menentukan periode waktu travelling yang akan diambil. Seperti biasa momen ulang tahun sang istri pada minggu ketiga bulan Maret menjadi pilihan. 

Saat itu masih terdapat masih banyak tiket-tiket pesawat dengan harga terjangkau. Mulailah kami melirik salah satu travel agen tiket terpercaya yang ada di instagram. Setelah melakukan proses bertanya sampai ke hal-hal yang mendetail kami putuskan untuk mem-booking tiket pada travel agen tersebut.

Untuk pemesanan tiket pesawat ke luar negeri pastikan dulu kita sudah mempunyai paspor. Atau bagi yang sudah punya paspor harus mempunyai masa berlaku yang lebih dari enam bulan. Sebagai seorang traveller pemula untuk perjalanan ke luar negeri tentu kami belum memiliki paspor. 

Dengan segala kesigapan, kecekatan serta kenekatan kami akhirnya perjuangan membuat paspor yang sah dan legal pun dapat diselesaikan. Meskipun rencana travelling kami meleset dari tanggal lahir istri. Dengan beberapa pertimbangan dan alasan kami memutuskan untuk mengambil waktu pada 23-26 Maret 2019 sebagai waktu travelling kami berdua.

Terus terang saja karena beberapa kendala paspor tersebut baru bisa berada di tangan kami saat H-4 sebelum keberangkatan. Gila bukan??? Saat itu juga tiket pesawat belum juga kami pesan. Ya, apa yang kami lakukan benar-benar nekat. Sangat berbeda dari yang lain. 

Silahkan saja baca-baca pada tulisan traveller overseas yang lain yang sudah mempunyai paspor dan tiket dari jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Sedangkan kami malah sebaliknya.

Setelah mendapatkan paspor pada H-4 sebelum keberangkatan pada hari itu juga dengan kesigapan sang istri, pemesanan tiket pesawat dilakukan. Akhirnya dengan segala perjuangan dan pengorbanan sore harinya tiket penerbangan pulang-pergi sudah berada di tangan. 

One of our feet has arrived at Malaysia. Ketika sudah berada di rumah pada hari H-4 itu kami masih belum yakin dengan apa yang kami lakukan. Saat itu kami saling meyakinkan bahwa apa yang kami perjuangkan dan persiapkan akan segera terealisasi. Mau tidak mau, siap tidak siap.

Oh iya, sekedar tambahan sebaiknya dalam melakukan pemesanan tiket pesawat ke luar negeri, khususnya di Malaysia, langsung saja pesan untuk perjalanan pulang-pergi. Biasanya pada saat pengecekan paspor imigrasi akan ditanyakan juga tiket pulangnya. 

Jika kita tidak punya tiket pulang kemungkinan besar kita akan dpersulit pada saat di imigrasi. Mungkin kita dianggap akan menjadi tenaga kerja ilegal disana dengan menggunakan tiket kunjungan wisata. Mungkin.

Persiapan sebelum keberangkatan

Sambil mempersiapkan pembuatan paspor yang memakan waktu cukup lama tersebut kami berdua mempersiapkan hal-hal teknis maupun non-teknis selama perjalanan nanti. Hal-hal tersebut antara lain:

  • Penginapan, untuk penginapan kami sudah melakukan pemesanan sejak dari Indonesia. Kami memesan penginapan di daerah Bukit Bintang, tepatnya di Jalan Imbi. Hotel Sempurna menjadi pilihan kami untuk menghabiskan malam di negeri jiran saat itu karena beberapa pertimbangan : kebersihan, kenyamanan, dan keamanan. Selain itu juga hotel tersebut menyediakan perkhidmatan sarapan percuma alias sarapan gratis dan halal. Kami melakukan pemesanan saat H-3 sebelum keberangkatan.  Untuk membantu Anda yang ingin memesan penginapan di luar negeri saya sarankan untuk membaca ulasan hotel tersebut di google map hotel. Di sana banyak sekali kesan dan pesan yang positif maupun negatif mengenai suatu hotel atau penginapan. Ini sangat membantu.
  • Itinerary (rencana perjalanan). Sebelumnya kami menentukan dulu berapa lama waktu yang akan dihabiskan di Malaysia. Lalu tempat apa saja yang akan dikunjungi. Setelah itu aturlah sesuai dengan lama waktu yang kami punyai. Dengan pertimbangan waktu dan jarak tempuh antar tempat yang akan kami kunjungi. Kami membuat itinerary sedetail mungkin disertai dengan beberapa rencana cadangan jika seandainya terjadi beberapa halangan saat berada di malaysia. Dalam itinerary tersebut kami juga mencantumkan setiap biaya-biaya transportasi yang akan digunakan. Disertai juga biaya-biaya tempat wisata, uang jajan, konsumsi, dan dana-dana untuk keperluan tak terduga. Hal ini sangat membantu kami dalam mengontrol pengeluaran agar tidak terlalu boros.
  • Rute transportasi. Ini termasuk hal yang penting. Tanpa hal ini kita akan seperti orang hilang di negeri orang. Bisa-bisa juga kantong kita jebol hanya untuk biaya transportasi saja. Di Malaysia sistem transportasinya sangat teratur dan terpadu. Mulai dari KLIA Ekspress, MRT, LRT, KTM, hingga bus gratis GO KL. Dengan mempelajari sistem transportasi ini sangat membantu dan memudahkan kami dalam perjalanan ke berbagai destinasi wisata. Ini lah gambaran sistem transportasinya.

klcityguide.my
klcityguide.my
  • Uang Ringgit Malaysia. Kami menukarkan mata uang rupiah di tempat money changer yang ada di kota kami pada saat H-1 sebelum keberangkatan. Di Palembang salah satu tempat money changer yang terkenal adalah Haji La Tunrung Star Group. Prosesnya simpel, tinggal tanyakan berapa nilai tukar dari Rupiah ke Ringgit. Lalu berikan nominal rupiah yang akan ditukarkan menjadi beberapa lembar uang pecahan ringgit yang sesuai. Kami juga menukarkan sebagian kecil budget perjalanan kami ke dalam bentuk Dolar US. Uang tersebut kami jadikan sebagai dana darurat seandainya kami kahabisan mata uang Ringgit saat di Malaysia nanti. Oh iya, sebenarnya di beberapa bank tertentu juga menyediakan layanan penukaran mata uang. Namun mereka menetapkan nilai minimal nominal tertentu dan juga meminta data NPWP kita. Menurut pandangan kami lebih ribet.
  • Sarana komunikasi. Di Malaysia beberapa operator selular dari Indonesia masih bisa beroperasi secara normal. Tapi tentunya dengan biaya yang lebih mahal karena memakai tarif roaming. Karena saat ini yang paling diperlukan adalah paket data untuk internet maka kami membeli sim card Tune Talk yang kami pesan dari Indonesia. Harganya hampir Rp80.000,-. Kami memesan sim card tersebut di sini. Pengambilannya saat kita tiba di Malaysia nanti (untuk lebih detailnya dimana nanti akan kami ceritakan pada tulisan selanjutnya). Sim card Tune Talk ini mempunyai paket data senilai 15 GB dengan masa aktif selama dua minggu. Kuota paket data yang lebih dari cukup untuk empat hari di Malaysia. Oleh karena itu kami memutuskan hanya membeli satu sim card saja. Cukup dipakaikan pada smartphone istri kemudian dijadikan hot spot portable jika smartphone saya membutuhkan koneksi internet. Selain sim card ada juga tempat penyewaaan wifi portable yang berada di Bandara KLIA (Kuala Lumpur International Airport). Silahkan pilih yang mana lebih memudahkan.

dokpri
dokpri
  • Packing. Karena maskapai penerbangan yang kami pilih hanya menyediakan kabin seberat 7 kg/orang maka kami meminimalkan barang bawaan. Kami tidak membeli bagasi tambahan karena jikapun membeli barang yang kami bawa tidak akan seberat itu jika hanya untuk perjalanan selama empat hari. Oleh karena itu kami berdua hanya membawa satu tas ransel dan satu tas jijing. Itu pun keduanya tidak terisi penuh. Dengan rencana saat kembali ke Indonesia nanti tas-tas tersebut akan dipenuhi oleh-oleh yang akan kami beli.

Saat hari H keberangkatan semua persiapan sudah kami lakukan dengan matang dan detail. Keberangkatan kami dijadwalkan pada pukul 15.00 WIB dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Pada pukul 13.30 WIB kami sudah berada di bandara. 

Setelah menunggu proses pelayanan imigrasi yang dibuka kurang lebih satu jam sebelum keberangkatan kami melakukan pedataan tiket dan paspor pada pihak imigrasi. Setelah proses tersebut selesai kami menunggu di waiting room. Tidak lama setelah itu panggilan keberangkatan pun datang. 

Setelah berada di dalam pesawat dengan taqline "low cost budget" se-Asia tersebut kami sudah merasakan aura yang berbeda. Dengan logat khas melayu para cabin crew pesawat menyapa kami dengan ramah. 

Sebelum pesawat lepas landas kami berdua saling menatap dengan senyum yang seolah masih tidak percaya bahwa untuk pertama kalinya dalam hidup, walaupun sejenak, kami berdua akan meninggalkan ibu pertiwi dan mengarungi negeri orang. Continue.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun