- Uang Ringgit Malaysia. Kami menukarkan mata uang rupiah di tempat money changer yang ada di kota kami pada saat H-1 sebelum keberangkatan. Di Palembang salah satu tempat money changer yang terkenal adalah Haji La Tunrung Star Group. Prosesnya simpel, tinggal tanyakan berapa nilai tukar dari Rupiah ke Ringgit. Lalu berikan nominal rupiah yang akan ditukarkan menjadi beberapa lembar uang pecahan ringgit yang sesuai. Kami juga menukarkan sebagian kecil budget perjalanan kami ke dalam bentuk Dolar US. Uang tersebut kami jadikan sebagai dana darurat seandainya kami kahabisan mata uang Ringgit saat di Malaysia nanti. Oh iya, sebenarnya di beberapa bank tertentu juga menyediakan layanan penukaran mata uang. Namun mereka menetapkan nilai minimal nominal tertentu dan juga meminta data NPWP kita. Menurut pandangan kami lebih ribet.
- Sarana komunikasi. Di Malaysia beberapa operator selular dari Indonesia masih bisa beroperasi secara normal. Tapi tentunya dengan biaya yang lebih mahal karena memakai tarif roaming. Karena saat ini yang paling diperlukan adalah paket data untuk internet maka kami membeli sim card Tune Talk yang kami pesan dari Indonesia. Harganya hampir Rp80.000,-. Kami memesan sim card tersebut di sini. Pengambilannya saat kita tiba di Malaysia nanti (untuk lebih detailnya dimana nanti akan kami ceritakan pada tulisan selanjutnya). Sim card Tune Talk ini mempunyai paket data senilai 15 GB dengan masa aktif selama dua minggu. Kuota paket data yang lebih dari cukup untuk empat hari di Malaysia. Oleh karena itu kami memutuskan hanya membeli satu sim card saja. Cukup dipakaikan pada smartphone istri kemudian dijadikan hot spot portable jika smartphone saya membutuhkan koneksi internet. Selain sim card ada juga tempat penyewaaan wifi portable yang berada di Bandara KLIA (Kuala Lumpur International Airport). Silahkan pilih yang mana lebih memudahkan.
- Packing. Karena maskapai penerbangan yang kami pilih hanya menyediakan kabin seberat 7 kg/orang maka kami meminimalkan barang bawaan. Kami tidak membeli bagasi tambahan karena jikapun membeli barang yang kami bawa tidak akan seberat itu jika hanya untuk perjalanan selama empat hari. Oleh karena itu kami berdua hanya membawa satu tas ransel dan satu tas jijing. Itu pun keduanya tidak terisi penuh. Dengan rencana saat kembali ke Indonesia nanti tas-tas tersebut akan dipenuhi oleh-oleh yang akan kami beli.
Saat hari H keberangkatan semua persiapan sudah kami lakukan dengan matang dan detail. Keberangkatan kami dijadwalkan pada pukul 15.00 WIB dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Pada pukul 13.30 WIB kami sudah berada di bandara.Â
Setelah menunggu proses pelayanan imigrasi yang dibuka kurang lebih satu jam sebelum keberangkatan kami melakukan pedataan tiket dan paspor pada pihak imigrasi. Setelah proses tersebut selesai kami menunggu di waiting room. Tidak lama setelah itu panggilan keberangkatan pun datang.Â
Setelah berada di dalam pesawat dengan taqline "low cost budget" se-Asia tersebut kami sudah merasakan aura yang berbeda. Dengan logat khas melayu para cabin crew pesawat menyapa kami dengan ramah.Â
Sebelum pesawat lepas landas kami berdua saling menatap dengan senyum yang seolah masih tidak percaya bahwa untuk pertama kalinya dalam hidup, walaupun sejenak, kami berdua akan meninggalkan ibu pertiwi dan mengarungi negeri orang. Continue.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H