Tulisan ini saya persembahkan untukmu orang-orang yang memunyai garis darah dan keturunan yang sama dengan saya, Urang Galang Tinggi.
Saudaraku, Galang Tinggi mempunyai sejarah dan cerita panjang yang melatarbelakangi lahirnya desa-desa disekitarnya. Hal ini membuat desa kita ini menjadi terpandang dan disegani oleh desa-desa tetangga.
Pun begitu dengan kiprah orang-orang asli Galang Tinggi yang ada di tanah perantauan. Banyak orang Galang Tinggi yang sudah sukses di tanah perantauan dan mengharumkan nama desa kita tercinta ini. Mulai dari sukses secara akademik, profesi, jabatan, maupun materi. Desa kita semakin terpandang dan disegani. Secara pribadi saya merasa bangga bahwasannya darah keturunan yang sama dengan saya berhasil di tanah rantauan. Apapun dan dimanapun profesi dan kesuksesan saudara kita diperantauan saat ini saya dengan bangga menyebutkan kalau mereka adalah tetap Urang Galang TinggiAsli, Urang Tubo.
Saat mereka kembali lagi ke desa (mudik) dan berkumpul bersama-sama, lalu berkomunikasi dalam bahasa “dusun” kita sehari-hari mengingatkan kita bahwa sejauh apapun merpati terbang pasti akan kembali ke sangkarnya. Saat mereka kembali ke Galang Tinggi apapun profesi, jabatan, dan materi yang mereka punyai mereka tetap akan kita sebut Urang Kite, namenye Ini, anak Si Ini, cucong Si Ini (misalnya).
Saya pun percaya mereka akan melakukan hal yang demikian. Profesi, jabatan, dan materi yang dipunyai hanyalah sebuah pakaian kesuksesan mereka di tanah rantauan dan tak mengubah asal-usul mereka yang lahir di tanah Tanjung Remas. Ketika mereka pulang mereka hadir dengan profesi, jabatan, dan materi hanya sebagai motivasi dan menginspirasi bagi warga kita yang lain tanpa menghilangkan asal-usul mereka sebagai Urang Kite. (bukan untuk iri-irian cak kehebatan)
Saat ini ada sebuah momen ketika seorang putra asli Galang Tinggi yang sedang menempuh pendidikan di tanah rantaun dipanggil untuk membagikan ilmunya dihadapan saudara-saudaranya yang mempunyai satu garis keturunan dan darah yang sama. Namun sangat disanyangkan karena pemuda itu, yang orang asli Galang Tinggi, dihilangkan identititas asli darah dan keturunannya. Pemuda itu dipromosikan sebagai orang luar yang jauh di sana. Tempat yang tak ada hubungan dengan asal-usul pribadi dan keluarganya maupun almamaternya sebagai tempat ia menimbah ilmu. Sangat disayangkan.
Ya, saya tahu ini bagian dari sebuah promosi agar terlihat HEBAT dan WAH. Tapi perlu dipahami bahwa asal-usul tanah kelahiran jangan dimanipulasi sebagai bagian dari promosi demi kepentingan sesaat. Hal ini bisa menimbulkan dampak pemikiran negatif bagi pemuda-pemudi kita. Saya takutkan pemuda-pemudi kita yang mempunyai kemampuan dan kepandaian nantinya akan lebih menyukai menharumkan nama daerah orang lain dari pada tanah kelahirannya sendiri.
Pemuda asli kita, yang lahir di Galang Tinggi, yang punya kemampuan dan kepandaian, darah dan keturunannya sama dengan kita tapi disebut sebagai orang asing adalah sebuah KESALAHAN. Hal ini adalah sebuah pengkhianatan pada garis-garis darah dan keturunan Galang Tinggi. Pengkhianatan bagi ayah dan kakeknya yang asli Urang Galang Tinggi.
Saya berpesan agar banggalah dengan asal-usul kita. Kalau kita berhasil jangan lupakan asal-usul kita, darimana kita berasal, dan dimana kita dibesarkan. Hal ini akan menjadi inspirasi bagi warga kita yang lain agar banyak lagi yang berhasil dan mengharumkan nama garis keturunan dan darah asli Urang Galang Tinggi. Saya adalah orang yang terdepan dalam mendukung kemajuan putra-putri daerah kita. Saya pun orang yang terdepan dalam mendukung tampilnya orang-orang kita ditengah-tengah masyrakat kita untuk menginspirasi.
Saya menyarankan saat dia kembali ke tengah-tengah masyarkat kita untuk menunjukan kepandaiaanya sebutkanlah dia itu sebagai anak siapa dan cucu siapa. Kalau dia memang asli Urang Galang Tinggi sebutlah dia sebagai Urang Kite. Barulah nanti kita sebutkan riwayat pendididkannya dan dimana tempat dia menimbah ilmu. Jangan mendidik generasi muda kita untuk melupakan dan menjauhi identitas asli mereka sebagai Urang Galang Tinggi. Jangan jadikan orang kacang yang lupa akan kulitnya, jangan mengaburkan identitas demi popularitas. “Banggalah jadi Urang Galang Tinggi, kalu idak kite siape lagi.”.
Kedepannya mari kita jadikan kumpulan seluruh orang Galang Tinggi yang ada dimana saja ke dalam satu naungan IKAGALBA (IKATAN KELUARGA GALANG TINGGI BANYUASIN). Semoga Allah SWT selalu memberikan nikmat kesehatan, kelancaran rejeki, dan keselamatan bagi seluruh warga Galang Tinggi, khususnya mereka yang berada di tanah perantauan. Aamiin.
Nopa Ariansyah
Pemuda Asli Galang Tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H