Pendahuluan
Pendidikan merupakan hak dasar setiap anak, tidak terkecuali anak berkebutuhan khusus (ABK). memahami pendidikan untuk ABK menjadi sangat penting bagi calon guru, baik yang akan mengajar di sekolah reguler maupun di sekolah inklusif. Pendidikan anak berkebutuhan khusus bukan hanya masalah mengajar materi akademik, tetapi juga melibatkan pendekatan sosial, emosional, dan fisik anak. Oleh karena itu, calon guru yang memahami kebutuhan khusus ini akan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, mendukung, dan memberdayakan setiap anak, termasuk mereka yang memiliki kekhususan tertentu. “Keysha Aldisya Prasetyo”
Rumusan masalah
- Apakah pemahaman Pendidikan ABK itu penting?
- Apa itu ABK ?
- Konsep Pendidikan Inklusif
Pembahasan
- Apakah pemahaman Pendidikan ABK itu penting?
- Mengutip dari UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengamanatkan bahwa setiap anak, tanpa terkecuali, berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Selain itu, dalam Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan, disebutkan bahwa pendidikan inklusif adalah salah satu bentuk penerapan keadilan dalam pendidikan. Yang mana ini masuk kedalam sila ke 5 dalam Pancasila yang mana setiap warna negara berhak mendapatkan keadilan dalam menerima Pendidikan
- Namun, di dalam realitanya pendidikan inklusif bukanlah suatu hal yang mudah. Salah satu kunci sukses dalam penerapanya adalah pemahaman dan keterampilan para calon guru untuk mendampingi dan mengajar ABK dengan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Apa itu ABK?
- Anak berkebutuhan khusus dapat didefinisikan sebagai anak yang memiliki disabilitas,
kondisi kesehatan atau kesehatan mental yang memerlukan, intervensi dini yang memerlukan intervensi dan dukungan dini. Disabilitas merupakan keterbatasan fungsi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam bidang pendidikan, anak berkebutuhan khusus dapat didefinisikan sebagai anak yang memiliki fungsi kognitif, afektif, dan fisik yang sangat berbeda dari biasanya sehingga diperlukan perlakuan tambahan untuk memenuhi kebutuhan anak tersebut (Slavin, 2006). Ada beberapa jenis anak berkebutuhan khusus. Beberapa jenis anak berkebutuhan khusus dapat didaftar sebagai berikut: anak autis, anak dengan keterbelakangan mental, anak dengan gangguan pemusatan perhatian, dan anak dengan gangguan sensorik, fisik, dan ganggungan kesehatan mental. Anak dengan Autisme perlu mendapat perhatian khusus. Autisme adalah penyerapan diri patologis dan keasyikan dengan diri untuk mengesampingkan dunia luar (Colman, 2006). Autisme adalah gangguan perkembangan yang sangat mempengaruhi interaksi sosial dan komunikasi (Slavin, 2006). Autisme menjadi kategori formal kecacatan atau kebutuhan khusus pada tahun 1990. Anak autisme ditandai dengan kesulitan dalam mengembangkan interaksi sosial, kesulitan dalam mengembangkan komunikasi sosial (verbal dan nonverbal) dan komunikasi interpersonal, dan kecenderungan untuk terlibat dalam perilaku berulang. Gejala autisme muncul pada masa bayi dan anak usia dini. Ini dapat menunda banyak bidang dasar perkembangan, terutama dalam keterampilan sosial atau hubungan manusia seperti belajar berkomunikasi, bermain, dan berinteraksi dengan orang lain. Meskipun beberapa kesulitan sosial, anak autis mungkin memiliki kompetensi yang normal atau luar biasa dalam bidang tertentu (Slavin, 2006). Meskipun autisme umumnya merupakan kondisi seumur hidup, anak-anak dengan autisme dapat memperoleh manfaat dari terapi atau intervensi yang dapat mengurangi gejala dan meningkatkan keterampilan dan kemampuan sosial. Ini dapat membantu mereka hidup di lingkungan sosial mereka. Pendidik dan psikolog dapat membantu mereka dengan intervensi dan terapi sesegera mungkin. Anak-anak dengan keterbelakangan mental. Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki keterbatasan substansial dalam fungsinya saat ini. Keterbatasan substansial dalam bidang keterampilan adaptif sebagai berikut: komunikasi, perawatan diri, keterampilan sosial, komunikasi, penggunaan masyarakat, kehidupan di rumah, akademik fungsional, waktu uang dan pekerjaan, dll
- anak berkebutuhan khusus mencakup anak dengan berbagai kondisi, seperti anak dengan disabilitas fisik, intelektual, autisme, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, serta gangguan emosional dan perilaku. Setiap anak tersebut memiliki kebutuhan yang unik dan berbeda-beda, baik dari segi cara belajar, cara berinteraksi, maupun dalam mengelola emosi dan perilaku.
- Konsep Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusi merupakan kata atau istilah yang dikumandangkan oleh UNESCO berasal dari kata Education for All yang artinya pendidikan yang ramah untuk semua, dengan pendekatan pendidikan yang berusaha menjangkau semua orang tanpa terkecuali. Mereka semua memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh manfaat yang maksimal dari pendidikan. Hak dan kesempatan itu tidak dibedakan oleh keragaman karakteristik individu secara fisik, mental, sosial, emosional, dan bahkan status sosial ekonomi. Pada titik ini tampak bahwa konsep pendidikan inklusif sejalan dengan filosofi pendidikan nasional Indonesia yang tidak membatasi akses peserta didik kependidikan hanya karena perbedaan kondisi awal dan latarbelakangnya. Inklusifpun bukan hanya bagi mereka yang berkelainan atau luar biasa melainkan berlaku untuk semua anak.” KASMAN “
- Lahirnya pendidikan inklusi didorong oleh adanya kesadaran bahwa semua anak berhak atas pendidikan yang layak tanpa memandang sisi kelemahan seseorang, agar tidak lagi terjadi diskriminatif pada anak-anak yang memiliki keterbatasan, serta mereka akan mendapat layanan yang sesuai untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya (Permendiknas No. 70 Tahun 2009).
- Inklusif merupakan sebuah kata yang berasal dari terminology Inggris yakni inclusion yang berarti :termasuknya atau pemasukan.
- Olsen & Fuller (2003) menyatakan inklusif merupakan sebuah terminologi yang secara umum digunakan untuk mendidik siswa baik yang memiliki maupun tidak memiliki ketidak mampuan tertentu di dalam sebuah kelas regular .
Dewasa ini, terminologi inklusif digunakan untuk mengagas hak anak-anak yang memiliki ketidakmampuan tertentu untuk dididik dalam sebuah lingkungan pendidikan (sekolah) yang tidak tersepisah dari anak-anak lain yang tidak memiliki ketidakmampuan tertentu.
Florida State University Center for Prevention & Early Intervention Policy (2002) mendefinisikan pendidikan inklusif sebagai sebuah usaha untuk membuat para siswa yang memiliki ketidak mampuan tertentu pergi ke sekolah bersama teman-teman dan sesamanya serta menerima apa pun dari sekolah seperti teman-teman yang lainnya terutama dukungan dan pengajaran yang didesain secara khusus yang mereka butuhkan untukmencapai standar yang tinggi dan sukses sebagai pembelajar.