Saat ini tengah di dengungkan pendidikan karakter. Namun seperti program-program yang lain, pendidikan karakter hanya dijadikan sebagai pemanis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) semata. Sungguh ironi jika pendidikan karakter yang terdengar "wow" hanya dijadikan formalitas saja seperti komponen-komponen RPP yang lain. Ditulis, namun tidak dilaksanakan. Atau parahnya hanya sekedar menulis tanpa tahu maknanya.
Mengapa pendidikan karakter sulit dilaksanakan? Karena kurangnya sosialisasi nyata. Yang ada hanyalah sosialisasi formalitas tanpa adanya umpan balik apakah pendidikan karakter yang dilaksanakan sudah benar atau belum.Â
Apa mungkin pendidikan karakter dapat dilaksanakan di kelas? Kalau kelas hanya berisi kegiatan mencatat dan menjawab soal belaka, tentunya sulit.Â
Saya ingat waktu saya belajar di SD. Ada soal mengisi kegiatan di pelajaran PPKn. Pertanyaan "apakah kamu membersihkan tempat tidur?" Saya jawab "Ya." Walaupun kenyataannya tidak. Pertanyaan "apakah kamu membantu teman tanpa membedakan?" Saya jawab "Ya" Walaupun kenyataannya tidak. Â Itulah kreatifnya anak sekolah.
Apakah pendidikan karakter hanya akan jadi omong kosong? Kita tunggu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H