Tunjukkan Kekeluargaan Melalui Sabung Ayam
Rengat-Berbagai macam cara masyarakat untuk mewujudkan rasa kepedulian dengan sesama masyarakat baik dalam wujud kegiatan keagamaan, sosial dan lainnya sehingga kegiatan tersebut dapat membantu masyarakat itusecara pribadi maupun masyarakat umum yang memang jadi target kegiatan.
Â
Satu tradisi unik juga ditunjukkan masyarakat suku Pedalaman Indragiri Hulu, dimana salah satu wujud kebersamaan yang ada dalam suku adalah dengan melakukan acara sabung ayam. Bagi masyarakat umum biasanya sabung ayam identik dengan perjudian, namun berbeda dengan Talang Mamak yang masih menganggap sabung sebagai salah satu adat yang masih dipertahankan.
Â
Bagi suku Talang Mamak, acara sabung ayam selalu dilakukan pada saat diantara masyarakat suku tersebut menyelenggarakan pesta perkawinan putra-putrinya, dimana sabung ayam merupakan salah satu prosesi wajib dalam setiap acara yang menyatukan dua insan pria dan wanita tersebut.
Â
Informasi yang diterima tim media center dari suku Talang Mamak yang saat ini berdomisili di desa Siambul kecamatan Batang Gansal biasanya hampir pada setiap rumah warga suku Talang Mamak, memiliki ayam jago yang suatu saat siap untuk diadu.
Â
Juga dari hasil pantauan Haluan Riau, memang hampir pada setiap rumah yang ada di desa Siambul, memilik ayam jago yang kebanyakan diikatkan dibawah pohon didepan rumah atau berada dalam songkok ayam yang terbuat dari bambu.
Â
Namun diadu disini bukanlah untuk mencari keuntungan pribadi yang artinya ada pertaruhan didalamnya, melainkan untuk menyumbang kepada yang punya hajatan, dimana pada acara sabung ayam tersebut, bagi ayam yang kalah akan diserahkan kepada tuan rumah untuk dimasak dan akan dijadikan salah satu hidangan kepada tamu yang dating nantinya.
Â
Menurut salah satu pemimpin adat yang biasa dipanggil Bathin, ayam yang diadu padaacara sabung sudah dipersiapkan sebelumnya dan bahkan setiap ayam akan diberi taji berupa pisau tajam agar ayam tersebut dapat membunuh lawannnya dan acara akan berlangsung dari pagi hingga malam hari selama prosesi pernikahan berlangsung.
Â
Menurutnya tradisi yang sudah turun temurun dari nenek moyang ini awalnya dilakukan Karena memang dahulu tidak ada yang menjual daging ataupun ayam karena memang dahulunya belum ada pasar, sehingga bagi mereka yang punya hajatan diberikan sumbangan berupa ayam, namun sebelumnya agar kebersamaan tetap berkumpul dan mendapatkan hiburan, maka perlu diadakan sabung.
Â
Ditambahkannya sabung ini tidak hanya akan memupuk jiwa kebersamaan dan gotong royong sesama suku, tetapi juga akan memupuk silaturrahmi antara sesama suku yang ada pada setiap desa Talang Mamak yang ada di Inhu, karena mereka yang akan sabung tidak hanya beraasal dari satu desa, melainkan dari desa lain juga akan mengikutinya.
Â
Ditambahkannya lagi acara perkawinan dalam suku Talang Mamak, jika dilakukan tanpa ada acara sabung ayam, maka prosesi pernikahan tersebut tidak akan ramai didatangi masyarakat, jadi boleh dikatakan bahwa prosesi sabung ayam adalah merupakan agenda penting dalam acara perkawinan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H