Mohon tunggu...
Putra Alam
Putra Alam Mohon Tunggu... lainnya -

Putra Alam bukan seorang Raja, ataupun anak seorang Panglima. Putra Alam, hanya segores kata, yang bercita-cita menembus dunia.\r\n\r\nInilah aku, Putra Alam! Putra Ayahku, darah Ibuku! Dan mimpi menjadi sebuah harapanku.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru dan Pendidik

30 Oktober 2011   17:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:16 1828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering



Dilihat dari judul di atas apa bedanya pendidik dengan guru?? Mungkin sekilas tidak ada, tapi mari kita cermati sejenak, guru dalam khasanah Jawa adalah di gugu lan di tiru yang di singkat menjadi guru.ditinjau dari artinya guru adalah orang yang mengajarkan kita sesuatu ilmu, baik itu ilmu eksak atau non eksak.

Namun benarkah guru harus di gugu lan di tiru yang bermaksud sebagai contoh tauladan bagi murid? Seharusnya memang begitu seorang guru harus dapat dijadikan contoh bagi murid-muridnya, tapi apakah kenyataannya, seorang guru pun masih banyak berbuat salah yang jelas-jelas itu adalah kesalahan dan dilakukan di depan murid-muridnya. Lantas, jika sudah begini kemanakah jati diri seorang guru yang harus digugu dan ditiru?? Semua telah hilang termakan dengan perkembangan zaman. Jati diri seorang guru telah hilang oleh harta dan jabatan, sedangakan tujuan sebagai guru telah hilang bersama gelar-gelar yang disandang dan uang yang menjadi prioritas utama. Ironis, ketika mencerdaskan anak bangsa adalah nomerkesekian dalam tugasnya, padahal bukankah tujuan utama seorang guru adalah mencerdaskan kehidupan generasi bangsa baik cerdas jasmani dan rohaninya. Dan kini kemanakah gelar pahlawan tanpa tanda jasa itu jika seorang guru mengajar hanya mengejar bayaran??

Lantas bagaimana dengan pendidik?? Memang jika antara pendidik dan guru tidak berbeda pada tugas dan tujuan yang utama tapi perbedaaannya adalah seorang pendidik benar-benar mecerdaskan generasi bangsa tidak sekedar otak, namun juga mencerdaskan hati, agar terjadi keseimbangan antara kecerdasan yang berselimut keimanan.

Dari kata guru yaitu digugu lan ditiru adalah tindak tanduk seorang guru yang menjadi acuan murid dalam menjalani hidupnya, andai apa yang dilakukan guru itu baik, tentu sang murid akan meniru yang baik pula, namun sebaliknya jika sang guru berkelakuan buruk, maka sesuatu yang buruk pula yang ditiru. Namun meski demikian masih banyak guru-guru yang masih dapat ditiru. Jadi pendidik adalah sudah pasti guru, namun guru belum tentu pendidik, karena seorang pendidik bertugas ganda, mengajarkan ilmu agar generasi bangsa cerdas dan juga hati yang berketuhanan, sehingga tidak menyalahgunakan kepintaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun