Apa yang SPK lakukan secara tidak langsung menginspirasi anak-anak muda disekitaran lore tengah. Hal itu ditandai dengan munculnya pernyataan dari anak muda dibeberapa desa yang juga akan membentuk serikat petani. Meskipun hal itu belum terwujud hingga hari ini. Ini menunjukan bahwa SPK sebenarnya memiliki potensi sebagai pelopor pergerakan petani di Lore Tengah.
Akhir-akhir ini kita tidak lagi melihat kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh SPK pasca kongres september 2021, terlihat hanya tinggal kenangan-kenangan yang dibagikan oleh anggota SPK muncul di beranda facebook. Tetapi tidak dengan membuat kenangan baru. Sejenak kita bertanya, Kenapa SPK tidak lagi tampil?Kemana semangat kolektifitas SPK? Kemana SPK yang haus akan pengetahuan? SPK tanggung jawab siapa?.
Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi tamparan untuk kita semua yang mengenal dan banyak menhabiskan waktu bersama SPK. Bahwa SPK bukan hanya tanggungjawab anggotanya, tetapi tanggungjawab kita bersama, bahwa SPK menjadi bagian dari kita. Bahwa kita harus menuntut diri mengupayakan kebangkitan SPK.
Untuk itu, pada usia SPK yang ketujuh tahun saya ingin menyampaikan kepada kita kita semua sebagai lapisan paling maju direpublik ini (kata temanku) harusnya merefleksikan kembali dan melakukan lingkaran demi menghidupkan SPK.
Jangan biarkan SPK mati ditelan waktu, hidupkan! Meskipun kelihatannya seperti mati suri!
Akhir kata saya ucapkan Selamat Ulang Tahun Serikat Petani Katu, Panjang Umur Pembangkang!
*Tulisan ini saya desikasikan untuk SPK dan seluruh orang yang pernah melingkar bersama SPK sebagai bentuk refleksi bersama
*Penulis adalah Aprianto Mangewa disapa Gostar adalah Ketua Serikat Mahasiswa Progresif (SMIP) Sulawesi Tengah, dan juga aktivis Celebes Bergerak yang bergerak di sektor advokasi HAM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H