Yayasan Saluran berkat merupakan Lembaga non profit, non politik, dan tidak berafiliasi dengan partai atau golongan manapun. Panti Asuhan Saluran Berkat bukan milik pribadi melainkan berada di bawah Yayasan Saluran Berkat berdiri pada tahun 2021. Panti Asuhan Saluran Berkat mempunyai konsep yang sesuai dengan konsep Kemensos terbaru yaitu dimana anak-anak Panti diasuh dalam model berkeluarga sekitar 12 orang dengan mayoritas memiliki rentang usia remaja dan memiliki orang tua wali atau sehingga mereka tetap bisa merasakan suasana seperti tinggal bersama keluarga. Yayasan Saluran Berkat juga membuka kesempatan untuk anak-anak jalanan dari Surabaya, yatim piatu atau anak-anak yang terdampak covid, namun setelah satu bulan tidak ada respon. Karena tahun ajaran baru mulai berjalan maka pengurus Yayasan memutuskan untuk mengadopsi anak-anak dari luar pulau yaitu yang berada di desa Hilinamazihono di Nias Selatan.
Menurut kementrian SDGS 4 yang di kutip dari bappenas, sustainable development goals 4, dalam konteks Pendidikan yang berkualitas, merupakan salah satu dari 17 tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang dinyatakan oleh PBB dalam Agenda 2030. Pendidikan merupakan kunci utama dalam mewujudkan visi global untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) ke-4, yaitu memastikan pendidikan inklusif, berkualitas, dan merangsang sepanjang hayat untuk semua. Di tengah tantangan tersebut, langkah konkret dapat diambil dengan mendorong kecintaan akan budaya lokal, seperti yang dilakukan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya di Panti Asuhan Yayasan Berkat.
 Lahirnya Yayasan Rumah Bersinar merupakan salah satu upaya untuk membantu memberikan Pendidikan kepada anak-anak yang memiliki masalah finansial terutama yang berada di daerah terpencil yang sulit di akses dalam Pendidikan seperti Sulawesi dan Sumatera. Panti Asuhan Yayasan Berkat berhasil membantu memberikan sebuah Pendidikan bagi anak-anak nias yang datang ke Surabaya untuk menempuh atau melanjutkan pendidikannya yang lebih tinggi. Setiap anak-anak di Indonesia juga berhak mendapatkan akses Pendidikan yang layak dan tanpa memandang lokasi geografisnya, karena Pendidikan merupakan salah satu cara untuk memperbaiki perkembangan ekonomi di Indonesia. Dan jika kita tidak bisa membangun Pendidikan di daerah terpencil maka salah satu cara yang di lakukan oleh Panti Asuhan Yayasan Berkat merupakan salah satu cara yang dapat di contoh oleh masyarakat bahwa kita dapat membantu anak-anak Indonesia dengan cara yang lain dengan mendirikan sebuah Panti Asuhan sehingga dapat menjembatani masyarakat Indonesia agar lebih peduli dengan beberapa daerah terpencil yang susah dalam mendapatkan fasilitas Pendidikan.
Berdasarkan obervasi dan wawancara Panti Asuhan Yayasan Berkat, Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang melakukan kegiatan MBKM dan KKN pada tanggal 18 maret 2024 mendapatkan informasi mengenai anak-anak yang tinggal di panti asuhan  yaitu mengalami kesulitan ketika ingin berkomunikasi dengan teman atau orang yang ada disekitarnya. Dikarenakan bahasa yang digunakan selama mereka tinggal di Surabaya adalah kebanyakan mengunakan bahasa jawa. Oleh karena itu penulis membuat progam pendampingan belajar bahasa jawa bersama anak-anak Panti Asuhan Saluran Berkat yang bertujuan agar anak-anak dari daerah Nias merasa lebih diterima dan dihargai oleh orang-orang di sekitar mereka karena mereka dapat mengerti tentang bahasa Jawa. Hal ini dapat membangun jembatan bagi anak-anak panti untuk melakukan interaksi yang baik kepada masyarakat. Oleh karena itu, pendampingan belajar bahasa Jawa bagi anak-anak yang berasal dari daerah Nias bukan hanya tentang pembelajaran bahasa, namun hal ini juga merupakan langkah strategis dalam mendukung pencapaian SDGs 4 karena membantu memastikan bahwa semua anak memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas, memperkaya pengalaman pendidikan mereka, dan mempersiapkan mereka untuk menjadi warga negara yang aktif dan berkontribusi pada pembangunan masyarakat global.
8
Pendampingan belajar yang dilakukan mahasiswa dilakukan secara langsung dan bentuk penyampaian materi dan pemberian penjelasan secara lisan. Materi yang diberikan mengenai jenis-jenis bahasa jawa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti krama, inggil, krama madya dan krama ngoko. Selain itu mahasiswa juga memberikan penjelasan mengenai perbedaan dan pengertian dari masing-masing jenis bahasa jawa tersebut. Untuk mendukungnya keberhasilan selama proses pembelajaran, mahasiswa memakai metode praktek secara langsung dengan berkomunikasi secara bergantian di depan teman-temannya. Dari hasil kegiatan ini, mahasiwa berharap agar budaya yang ada Indonesia bisa berkembang dan juga dapat di kenal oleh generasi muda. Oleh karena itu adanya pendampingan belajar bahasa jawa untuk anak nias ini bertujuan untuk memperkenalkan salah satu budaya yang memiliki ciri khas tersendiri dalam berkomunikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H