"Sudah makan malam?" Kali ini kamu yang menelponku terlebih dulu.
"Sudah istriku, bagaimana dengan kamu?"
"Makan malam dengan siapa? Dengan Linda karyawan baru yang cantik itu?" tanyamu, dengan nada curiga.
Aku tertawa, entah mengapa kecantikanmu meningkat 70% jika kamu sedang terbakar api cemburu.
"Mengapa hanya tertawa? Berarti benar dugaanku?"
Aku tertawa lagi, seraya menggelengkan kepala. "Jogja hujan, Bandung bagaimana? Aku rindu secangkir teh hangat buatanmu, tanpa gula pun terasa manis," ucapku menenangkanmu.
Kamu mengangguk. "Seandainya kamu di sampingku."
"Aku pasti akan mengecup keningmu."
Kamu mengangguk lagi, kali ini ditambah dengan seulas senyuman manis.
"Beberapa hari lagi kita akan bertemu, sayang."
"Dan keesokan harinya kita akan terpisah lagi?"