"Nggak ah, capek! Kalo naik angkutan umum kan gue bisa tidur." Ucap Randi, dengan nada santai.
Allysa tertawa, "hahaha, iya juga ya."
"Eh, by the way tadi lo mau mampir ke mana?" Randi bertanya lagi.
"Mau ke toko Kue Laksmi, gue ditunggu temen gue di sana, lo mau ikut, Ran?" tanya Allysa tanpa ragu.
"Di mana?"
"Itu loh yang di Jalan Aruna."
"Oh, boleh deh, kebetulan gue juga mau beli sesuatu buat nyokap."
Hhmm, anak yang baik. Batin Allysa. Seandainya dia....
"Eh, Sa. Ujan udah reda nih, naik bus yang itu kan?" Panggilan Randi membuyarkan lamunan Allysa, telunjuk Randi tengah mengarah pada bus berwarna biru dengan tujuan terakhir yaitu Jl. Aruna.
Di dalam bus, Randi tak melakukan kebiasaannya, yaitu tidur. Dia justru banyak berbincang dengan Allysa, lebih tepatnya banyak memasang telinga untuk gadis berhijab merah yang duduk di sebelahnya, karena pada kenyataannya Allysalah yang banyak bercerita kepada Randi.
Mereka berdua sebenarnya tak terlalu akrab, mereka mulai mengenal ketika mereka sering makan siang di kantin yang sama, duduk di meja yang sama, memulai obrolan secukupnya, kemudian kembali ke kantor masing-masing.