Mohon tunggu...
Putri Apriani
Putri Apriani Mohon Tunggu... Freelancer - Fiksianer yang Hobi Makan

@poetri_apriani | poetriapriani.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lelaki yang Diterjang Kantuk Itu

14 Desember 2017   14:13 Diperbarui: 14 Desember 2017   14:19 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

*) Kilau hari-hari

Dan birunya langit

Terhapus rasa indah

Terpejam oleh lelah

Sesekali kantuk menerjang

Dibiarkannya angin membelai matanya, beberapa saat

: Lelah dan kantuk melebur

Sementara bunyi langkah kaki yang berlalu lalang tetap terdengar

Seakan mengingatkan

: Bahwa bagaimanapun hidup, akan tetap terus dilewati

Lelaki yang diterjang kantuk itu memang sudah tak muda lagi

Namun tangan keriputnya

Tak ingin menggantungkan hidupnya pada orang lain

Mungkin, berjuang dengan keringatnya sendiri di masa tua

Adalah bentuk rasa syukurnya terhadap Yang Maha Esa

*) Mudahkan hidupnya

Hiasi dengan belaiMu

Sucikan tangan-tangan yang memegang erat harta

Terangi harinya

Dengan lembut mentariMu

Buka genggaman yang telah menjadi hak mereka

Sumber Ilustrasi: dokpri

Jkt, Des 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun