Mungkin kamu masih menjelma sebagai rindu, atau doa-doa yang aku panjatkan setiap detiknya. Barangkali pula waktu masih ingin bermanja-manja denganku, sehingga memberikan jeda pada pertemuan kita.
Aku melewatkannya, menyibukkan diriku dengan menyiapkan bekal kita kelak. Menata huruf-huruf yang tercecer di jalanan, menjadikan mereka sebuah untaian kata yang akan aku aamiin-kan. Tak lupa pula memetik bintang yang masa panennya sudah terlewat, tak apa, asalkan mereka mampu temani kita saat gelap nanti.
Mungkin kamu masih menjelma sebagai rindu, ataupun candu seperti cangkir kopi di setiap paginya. Yang pada saat-saat tertentu butuh bercangkir-cangkir untuk menikmatinya.
Ya, mungkin saja kamu memang masih menjelma sebagai rindu.
@poetri_apriani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H