“Ma, capek ya? Sini Ali pijit kakinya,” ucap Ali pada Mamanya yang sedang beristirahat setelah lelah mengerjakan segala pekerjaan rumah. Sementara Nay justru asyik sendiri dengan gadgetnya.
“Makasih ya Ali sayang. Kamu baik banget sih sama Mama.”
Tangannya yang mungil itu memijit kaki mamanya dengan sabar. “Masih pegel nggak, Ma?”
Lastri menggeleng. “Udah, Li. Mama udah nggak pegel lagi kok, makasih ya udah pijitin Mama.”
Ah, Ali, kamu memang paling bisa membuat Mama terharu. Mama bangga sama kamu, Nak. Postur tubuhmu memang tak seperti anak seusiamu. Kebiasaan ngompolmu memang belum bisa dihentikan. Tapi nyatanya perasaanmu lebih peka dibanding kakakmu, Nay. Ali, apapun yang orang katakan tentangmu, kamu tetap anak yang istimewa. Ucap Lastri dalam hatinya.
Tuhan memang selalu bertindak adil. Tak pernah memberikan kekurangan tanpa memberikan kelebihan. Namun terkadang kita terlalu sibuk pada kekurangan yang dimiliki, tanpa mau menggali kelebihan yang telah Tuhan berikan.
#EfekTelatIkutanLombaPK
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H