[caption caption="Hermosa Beach Painting (api.ning.com)"][/caption]
Kau ingat senja itu?
Senja yang mempertemukan kita?
Di senja yang datang malu-malu, kita bertemu
Aku memandangmu yang larut dalam kertas kanvasmu
Aku mencoba menyapamu
Kau hanya tersenyum lalu mengalihkan kembali pandanganmu
Masih pada obyek yang sama
:selembar kanvas dengan lukisan senja di dalamnya
Tak banyak kata yang terucap dari bibirmu
Tapi aku rasa, aku tak salah kali ini
Aku jatuh mencintaimu
Cinta pada pandangan pertama?
Kurasa begitu
Semakin hari, aku semakin ingin mengetahui kedalaman hatimu
Salahkah?
Maaf bila aku lancang
Seringkali kita terlibat dalam pembicaraan serius
Kala itu hanya suara debur ombak yang jadi saksinya
Aku semakin jatuh mencintaimu
Mencintaimu terlalu dalam
Namun sepertinya takdir berkata lain
Cinta tak berpihak kepadaku
Setelah kau katakan, hatimu tak bisa aku miliki
Diakah gerangan lelaki yang beruntung itu?
"Aku mencintaimu", katamu padaku
Sayangnya, kau mengatakan itu ketika aku beranjak pergi
Pergi tenggelam dalam senja
Senja yang membakar cintaku juga tubuhku
**
*Senja hari ini indah sekali. Kurasa, ini senja paling indah yang pernah kulihat selama hidupku. Aku berkhayal menyaksikan senja ini bersamamu. Are, di mana kamu? (Puisi dari Ruth untuk Are, dalam Novel "Surat untuk Ruth")
Minggu Kedua - Terinspirasi dari Novel "Surat untuk Ruth"
Oleh : Bernard Batubara
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama