Mohon tunggu...
Putri Apriani
Putri Apriani Mohon Tunggu... Freelancer - Fiksianer yang Hobi Makan

@poetri_apriani | poetriapriani.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[HUT RTC] Aku Hanya Selembar Daun yang Jatuh

2 Maret 2016   10:41 Diperbarui: 2 Maret 2016   11:19 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="(dokpri)"][/caption]

Kau tahu? Betapa bahagianya aku ketika sebuah cincin melingkar di jari manisku, kau yang memakaikannya, enam bulan yang lalu. Setelahnya kita merangkai cerita demi cerita untuk masa depan. Semuanya indah, tak sedikitpun aku meragu padamu. Tapi itu dulu, ketika kau belum mengenal Yasmin, yang tak lain adalah teman kantormu sendiri.

 

Tak sedikit lelaki yang ingin memiliki hatinya, bersusah payah, bahkan jatuh bangun hanya untuk bisa mendekatinya. Sementara kau hanya perlu berdiam diri, tanpa harus melakukan sesuatu apapun, maka seluruh hatinya akan jadi milikmu.

 

Ketika itu hatimu hanya milikku, Berkali-kali kau jelaskan padanya bahwa kau hanya milikku – Andara – bukan Yasmin. Tapi rupanya Yasmin bukan wanita yang mudah menyerah, ia terus mendekatimu, tak peduli walau kau akan segera menikahiku.

 

Dan kau tahu? Beberapa waktu setelahnya kau memberiku sebuah kejutan, sebuah kata-kata manis yang kau rangkai bersamanya. “Maafkan aku yang tak bisa lagi memilihmu.”

 

Aku mengangguk. diikuti tetesan air mata yang tersamarkan hujan. Aku memilih mengiyakan perkataanmu dengan syarat, berdua denganmu, sebelum semuanya pergi dari genggamanku. Melihat matamu yang mampu menenangkan amarahku, melihat rambut ikalmu yang selalu membuat tanganku tak pernah absen menyentuhnya, melihat tangan kekarmu yang selalu memelukku, dan juga melihat bibirmu yang dulu senantiasa ucapkan cinta.

 

Itu dulu, sebelum semuanya hilang..

 

**

 

Minggu pertama (terinspirasi oleh puisi)

 

"Hatiku Selembar Daun"

Oleh : Sapardi Djoko Damono

 

Hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput

Nanti dulu, biarkan aku sejenak berbaring di sini

Ada yang masih ingin ku pandang

Yang selama ini senantiasa luput

Sesaat adalah abadi

Sebelum kau sapu taman setiap pagi

 

Sumber ilustrasi : dokumentasi pribadi

Karya ini diikutsertakan dalam rangka memeriahkan ulang tahun perdana Rumpies The Club

[caption caption="(Dok. Rumpies The Club)"]

[/caption] 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun