“Emang kamu udah putusin pacar kamu itu? Siapa namanya?”
“Dita..” Ucapmu merendahkan suara. “Iya, tenang aja, aku bakal putusin dia, terus, kita bisa langsung jadian kan?” Lanjutmu.
“Tergantung..”
Keningmu berkerut, lalu bertanya padaku “tergantung gimana?”
Aku menutup mulutku yang tak dapat menahan tawa, aku tertawa lebar. Raut tegang di wajahmu mulai memudar, dan selanjutnya ikut tertawa bersamaku.
**
Beberapa bulan kemudian..
“Gimana rasanya tanpa Dita?”
“Biasa aja. Kan aku udah punya kamu.” Ucapmu sambil mencubit pipiku, gemas.
“Gombal! Basi! Kamu balikan sama dia kan?”
“Maksudnya?”
“Kemarin Bagas bilang, kalo kamu sama Dita... Ketemuan lagi? Mesra lagi? Kalian balikan?!”
Kamu bergeming.
“Oke, kita putus!” Ucapku tegas.
Duh!
di bulan lalu, bulan ke sepuluh
kata-kata manismu masih terdengar ampuh
jadikanmu sosok lelaki tangguh
Duh!
rayuanmu buatku seperti ingin rubuh
wanita mana yang tak kan luluh?
kau datang dengan sungguh
Duh!
ketika cinta sedang asyik berlabuh
kau mencabik dengan gaduh
membuat hatiku melepuh
Duh!
ternyata kau selingkuh!
cukup sudah, aku tak lagi butuh
buang jauh! pergi yang jauh!
Kamu terdiam, lalu beranjak mengambil sebuah botol berwarna hijau berisi cairan anti nyamuk, tak lama kemudian kamu teguk berkali-kali. Tak beberapa lama setelahnya, dari mulutmu keluar busa yang cukup banyak, tubuhmu kejang-kejang. Aku panik!
Bodoh! Apa yang kau lakukan? Kau pikir aku akan tetap bersamamu?
Aku tertatih membawamu ke Rumah Sakit terdekat, ada seorang lelaki yang juga ikut membantuku memberi pertolongan padamu. Masih beruntung nyawamu dapat tertolong.
“Sayang, kamu percaya aku kan? Please jangan tinggalin aku..” Katamu terbata-bata.
Dan kamu, sukses untuk pingsan yang ke dua kalinya.
Gubraaakkkkkkkk!!!!
Ilustrasi Gambar : nyunyu.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H