Bersamaan dengan hujan yang berlarian gaduh
Kenangan bersamamu telah dimakamkan seluruh
Ia mencoba tetap teguh
Bercinta dengan butir-butir peluh
Kini, setelah semuanya berubah, kau berharap ia kembali luluh?
Rani meninggalkan ibunya menetap sendiri di beranda, berlari ke arah kamar kemudian membenamkan tubuh di sofa kesayangannya, kepalanya mendadak terasa berat, pandangannya memutar. Di dinding kamarnya, yang terlihat hanya tayangan masa lalunya yang begitu pahit. Tayangan pedih yang sudah ia kubur dalam-dalam nyatanya kini muncul kembali. Semangat hidupnya yang sempat membara selepas kepergian ayahnya, kini seperti luntur kembali.
Â
Akankah sama?
Cinta yang dahulu pernah bertahta
Yang pernah tergores luka
Dan dibiarkan membeku begitu lama
Aku tak mampu menjawabnya
Â
Akankah sama?
Bila aku kembali menerimanya?
Berpura-pura bahagiaÂ
Menutup rapat semua kecewa
Entah apakah harus percaya
Pada mulut yang terbiasa mengobral kata
Â