Empat puluh hari setelah kematian ibu. “Bagaimana menurutmu, bila aku ingin menikah lagi?” “Terlalu cepat, Ayah. Bahkan tanah pada makam ibu belum juga kering.” “Lalu kapan?”
Lyla tak menjawab pertanyaan ayahnya, hanya butiran hangat pada pipinya yang mampu menjelaskan perasaannya saat ini.
.
Enam puluh lima hari setelah kematian ibu. Ayah pergi dari rumah, entah kemana, tanpa pamit. Aku dan ketiga kakakku panik. Kami mencoba menghubungi sanak saudara, hasilnya? Nihil. .
Sepuluh hari kemudian.
Ayah membawa seorang perempuan, wajahnya tak asing bagiku. Usianya setahun di bawahku. Aku tahu persis siapa wanita itu, dia sahabatku. Dia..Hanny! “Lyla, kenalkan ini istri Ayah yang baru.................................”
Fiksi 100 Kata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H