Mohon tunggu...
Putri Apriani
Putri Apriani Mohon Tunggu... Freelancer - Fiksianer yang Hobi Makan

@poetri_apriani | poetriapriani.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadis Berpayung Hujan

21 Agustus 2014   18:44 Diperbarui: 30 September 2016   15:13 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14127591342021842340

“Disana.” Jari lentiknya menunjuk kearah barat. Aku mengrenyitkan dahi.

Kemudian Kiki bercerita, bahwa sebulan yang lalu, sepulang sekolah ia berjalan sendiri ketika hujan deras tiba-tiba datang. Biasanya ia selalu dijemput oleh Pak Amir tepat pukul satu siang, namun entah mengapa sampai pukul dua, Pak Amir belum juga datang.

Kiki mengaku bosan harus duduk diam di sekolah, hingga akhirnya, tanpa sepengetahuan para guru, Kiki beranjak keluar, merasakan hujan tanpa alat pelindung seperti jas hujan ataupun payung. Dan tanpa sadar sebuah sedan menabraknya, ia terkapar bersimbah darah.

Namaku Kiki. Aku tinggal disana, di Komplek Pemakaman Baratha. Aku selalu merindukan datangnya hujan, bermain lepas, tanpa satupun alat pelindung, entah itu jas hujan ataupun payung. Aku ingin seperti sebulan yang lalu, ketika hujan membawaku pergi untuk selama-lamanya. Aku, Gadis Berpayung Hujan.

Sumber Gambar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun