Mohon tunggu...
Putri Apriani
Putri Apriani Mohon Tunggu... Freelancer - Fiksianer yang Hobi Makan

@poetri_apriani | poetriapriani.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[DEAR PPA] Wanita Surga

1 Maret 2015   05:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:20 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Putri Apriani, No. Peserta : 85

*

Setiap hari bangun pagi buta

Saat semua mata masih terpejam

: terbuai mimpi yang janjikan cerita

Sementara kau siap menjemput dingin yang merajam

.

Pendidikanmu tak tinggi

Tak lulus dari Sekolah Dasar

Relakan sekolahmu jadi terhenti

Demi mengemban pekerjaan kasar

.

Ambil kayu

Nyalakan api

Siapkan tungku

Mulai memasak lagi

.

Ayam belum juga terjaga

Jelaga telah memenuhi dinding tua

Kusut wajahmu terkena kepulan asap hitam

Dalam hening, kau bergumul dengan kelam

.

Adik-adik tercinta

Terbangun dengan cita-cita di kepalanya

Sementara kau, pikrkan agar mereka tak melunglai layu

“Kalian harus makan, tak perlu pikirkan aku”

.

Perutmu keroncongan

Masakanmu telah habis, tak tersisa

Hanya mampu terdiam, meringis,rasa sakit ditahan

Lagi-lagi kau ucapkan aku tak lapar, aku baik-baik saja

**

Hingga usiamu mulai menjemput senja

Derita seakan masih saja memelukmu

Kali ini, penyakit bersarang di tubuhmu

Penyakit yang tak biasa

.

Penyakit ganas menggerogoti tubuhmu

Pucat pasi wajahmu

Tubuh bagai tinggal tulang

Bibirmu mengucapkan “ingin pulang”

: air mata berlinang

.

Hingga tiba waktunya

Kau hembuskan nafas terakhirmu

Hujan turun dari pelupuk mata

Pelangi seakan enggan tuk beradu

: kabut menyambut

.

Wanita surga

Hatimu sungguh mulia

Berkorban demi orang-orang tercinta

Meski kau merana dalam derita

.

Wanita surga

Aku panjatkan beribu doa

Untuk ibunda yang begitu aku cinta

Semoga di sisi-Nya, kau raih bahagia

**

Ilustrasi : Wanita Surga

28 Februari 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun