Mohon tunggu...
Puti Puspitasari
Puti Puspitasari Mohon Tunggu... Lainnya - Veterinarian

Conservation enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Flora dan Fauna dalam Ancaman: Konsekuensi Aktivitas Manusia

9 Desember 2024   16:30 Diperbarui: 9 Desember 2024   20:01 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanian

Praktik pertanian dapat memberikan dampak positif dan negatif pada flora dan fauna. Penggunaan pestisida yang berlebihan tidak hanya membunuh hama, tapi juga organisme penting lainnya yang mendukung keseimbangan ekosistem. Pertanian intensif dapat mengubah habitat alami, menyulitkan hewan untuk menemukan tempat tinggal dan makanan. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dapat mencemari tanah dan air, merusak kesehatan tanaman dan hewan. Namun, praktik seperti rotasi tanaman dapat menjaga kesehatan tanah dan mendukung keanekaragaman hayati. Pertanian sangat penting untuk ketahanan pangan tetapi perlu dikelola dengan bijak agar tidak merusak lingkungan dan keanekaragaman hayati. 

Urbanisasi

Seiring berkembangnya kota, banyak lahan alami yang digunakan untuk membangun rumah, jalan, dan bangunan lainnya. Hal ini menyebabkan habitat hewan menjadi terfragmentasi, artinya area yang sebelumnya luas kini terpisah-pisah menjadi bagian-bagian kecil. Banyak spesies hewan yang tidak dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan ini dan akhirnya kehilangan tempat tinggal atau sumber makanan, sehingga mereka terpaksa pindah ke daerah lain atau bahkan punah. Selain itu, urbanisasi juga menciptakan tantangan baru bagi hewan, seperti kebisingan, polusi, dan kurangnya ruang untuk bergerak. Semua faktor ini membuat kehidupan hewan semakin sulit dan mengancam keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, penting untuk merencanakan pengembangan kota dengan mempertimbangkan kebutuhan makhluk hidup lainnya agar tercipta lingkungan yang lebih seimbang. 

Industri

Industri didefinisikan sebagai aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan pengolahan bahan mentah dan pembuatan barang di pabrik. Dampak negatif industri terhadap keanekaragaman hayati sangat besar, terutama melalui polusi udara, air, dan tanah, yang merusak habitat dan keberlangsungan hidup flora dan fauna. Meskipun industri menyebabkan berbagai kerusakan ini, pada saat yang sama industri juga sangat bergantung pada keanekaragaman hayati untuk memperoleh bahan baku yang diperlukan. Beberapa manfaat yang diberikan alam dapat diproduksi secara buatan melalui penelitian dan inovasi, tetapi ada kekhawatiran bahwa industri dan teknologi mungkin tidak dapat sepenuhnya menggantikan semua manfaat alam sebelum sumber daya tersebut hilang. 

Degradasi Habitat Satwa Liar

Kerusakan habitat satwa liar merupakan masalah serius. Kehilangan habitat meningkatkan interaksi antara satwa liar dan manusia, yang dapat memperbesar risiko terjadinya konflik antara manusia dan satwa liar serta penularan penyakit zoonotik, yaitu penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia ataupun sebaliknya. Faktor-faktor utama penyebab kerusakan ini antara lain deforestasi, pembangunan jalan, dan kegiatan manusia lainnya. Ketika hutan ditebang atau lahan alami diubah menjadi area pemukiman atau pertanian, banyak hewan kehilangan tempat tinggal mereka. Selain itu, kegiatan seperti berburu dan pariwisata yang tidak terencana juga dapat merusak habitat. Saat manusia masuk ke dalam habitat hewan, mereka sering meninggalkan sampah dan limbah, yang dapat mencemari lingkungan. Semua ini membuat hewan kesulitan untuk menemukan makanan, tempat berlindung, dan berkembang biak. Akibatnya, banyak spesies menjadi terancam punah karena kehilangan habitat yang diperlukan untuk bertahan hidup. 

Perdagangan Hewan Ilegal dan Perburuan Liar

Keanekaragaman hayati di dunia saat ini terancam serius oleh perdagangan hewan ilegal dan perburuan liar, yang tidak hanya mengancam populasi satwa tetapi juga mengganggu keseimbangan ekosistem. Perdagangan hewan ilegal, yang mencakup penjualan hewan hidup dan bagian tubuh mereka, telah menjadi bisnis global yang menguntungkan, didorong oleh permintaan akan hewan peliharaan eksotis, barang mewah, obat-obatan tradisional, dan trofi berburu. Banyak spesies rentan, seperti mamalia, reptil, burung, dan organisme laut, ditangkap dan dijual di pasar gelap, menjadikan perdagangan ini salah satu yang terbesar di dunia setelah perdagangan narkoba, senjata, dan manusia. Aktivitas ilegal ini tidak hanya terjadi di wilayah terpencil, tetapi juga di kawasan lindung, di mana spesies seharusnya mendapatkan perlindungan. Dampak dari perdagangan hewan ilegal dan perburuan liar jauh melampaui hilangnya individu-individu hewan tersebut. Penghilangan spesies kunci mengganggu interaksi dalam ekosistem, mempengaruhi hubungan predator-mangsa, serta dinamika vegetasi, yang pada akhirnya berdampak buruk pada keanekaragaman hayati dan spesies lain yang bergantung pada hewan tersebut untuk makanan atau habitat. 

Pertumbuhan populasi dan perkembangan ekonomi berdampak besar pada lingkungan. Kebutuhan akan sumber daya seperti makanan, air, dan lahan meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, yang sering menyebabkan konversi lahan alami menjadi area pertanian, industri, atau pemukiman. Tidak dapat dipungkiri hal ini merusak ekosistem, terlebih jika dilakukan tanpa bijaksana. Ekosistem yang seharusnya bisa menyerap limbah dan polusi, kini banyak yang tertekan oleh pencemaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun