Peningkatan produksi kopi. Produksi kopi di Kabupaten Solok meningkat drastis di bawah kepemimpinan Epyardi dibandingkan sebelum ia jadi bupati. Pada 2020 produksinya 2.421,35 ton. Pada 2021, tahun pertama Epyardi jadi bupati, produksinya 4.398,25 ton, lalu naik tipis pada 2022 menjadi 4.492,12 ton. Pada 2023 produksinya naik drastis menjadi 7.561,55 ton.
Peningkatan produksi pertanian di Kabupaten Solok berdampak baik terhadap peningkatan produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Solok sektor pertanian. PDRB Kabupaten Solok sektor pertanian atas dasar harga konstans naik dari tahun ke tahun sejak 2020. Pada 2020 angkanya Rp3.595,06 miliar. Pada 2021, tahun pertama Epyardi jadi bupati, angkanya naik menjadi Rp3.704,54 miliar, lalu naik lagi pada 2022 menjadi Rp3.829,23 miliar, dan naik lagi pada 2023 jadi Rp3.934,39 miliar.
Kesimpulannya, klaim Epyardi dalam bedah visi misi kepala daerah di Unand tersebut benar adanya. Epyardi bukan sekadar omon-omon. Ternyata ia berbicara berdasarkan data dan bukti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H