Mohon tunggu...
Puti Lona
Puti Lona Mohon Tunggu... Penulis - Mandiri

Pengamat Sospol

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Rekomendasi Nasdem untuk Epyardi Bantah Isu Mahyeldi Vs Kotak Kosong

30 Juli 2024   19:51 Diperbarui: 30 Juli 2024   19:57 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Epyardi Asda Terima SK Rekomendasi DPP Partai Nasdem/Dokpri 

Partai Nasdem resmi mendukung Epyardi Asda sebagai bakal calon gubernur pada Pilkada Sumbar 2024 setelah memberikan surat rekomendasi pada Senin (29/7/2024). Dukungan itu secara otomatis menjawab pertanyaan publik apakah Epyardi mendapatkan partai untuk mendaftar di KPU.

Selama ini publik bertanya-tanya apakah Epyardi akan mendapatkan partai untuk mendaftar di KPU menjelang akhir Agustus nanti. Pertanyaan itu wajar terlontar karena selama ini Epyardi baru mendapatkan rekomendasi PAN. PAN tidak bisa mengusung Epyardi sendiri di Pilgub Sumbar karena hanya punya delapan kursi di DPRD Sumbar. Sementara itu, partai pengusung calon gubernur di Sumbar minimal punya 13 kursi. 

Dengan berkoalisinya PAN dan Nasdem, Epyardi sudah punya dukungan 17 kursi sebab Nasdem punya sembilan kursi di DPRD Sumbar. Tidak hanya itu, kalau Golkar ikut mendukung Epyardi, dengan Audy Joinaldy sebagai wakil, ada 27 kursi sebagai modal Epyardi untuk mendaftar ke KPU sebab Golkar punya sembilan kursi di DPRD Sumbar.

Dukungan Nasdem terhadap Epyardi juga membantah isu Mahyeldi melawan kosong. Setelah PKS dan Gerindra saling mengeluarkan surat rekomendasi untuk Mahyeldi dan Vasco Ruseymi untuk maju pada Pilgub Sumbar 2024, diembuskan isu bahwa Epyardi tidak akan mendapatkan partai untuk mendaftar di KPU. Isu itu berlandaskan bahwa Gerindra merupakan salah satu partai yang diincar Epyardi untuk membangun koalisi besar untuk melawan Mahyeldi. Isu itu juga berembus karena Epyardi tidak kunjung menunjukkan wakil yang akan mendampinginya pada Pilgub 2024. Maka, dihasilkan kesimpulan bahwa Mahyeldi-Vasco akan melawan kotak kosong pada pilgub 2024.

Narasi Mahyeldi-Vasco melawan kotak kosong tersebut merupakan narasi yang dibuat oleh pihak yang sombong. Pihak yang membuat narasi tersebut secara tidak langsung "menghina" partai-partai lain dan tokoh-tokoh politik serta tokoh-tokoh intelektual di Sumbar bahwa tidak ada partai dan tokoh lain yang berani menantang Mahyeldi. Dengan kata lain, pembuat narasi itu ingin mengatakan bahwa Mahyeldi dan PKS terlalu kuat untuk dikalahkan di Sumbar.

Padahal, banyak partai dan tokoh yang menginginkan pergantian gubernur di Sumbar. Suara-suara itu tergambar jelas dari dukungan kepada Epyardi Asda. Selama empat bulan Epyardi bergerilya dan bersilaturahmi dengan banyak tokoh, sangat banyak tokoh dari berbagai kalangan yang menginginkan perubahan dan kebangkitan Sumbar.

Selama ini memang belum tampak partai yang berani menantang koalisi PKS dan Gerindra yang mengusung Mahyeldi-Vasco selain PAN, yang dimotori oleh Epyardi Asda. Hal itu terjadi karena proses politik masih berjalan di Sumbar dan pusat. Lobi-lobi tingkat tinggi masih berlangsung, bahkan hingga kini. Hal itu tidak berarti bahwa tidak ada yang berani melawan Mahyeldi-Vasco pada Pilgub Sumbar 2024. Orang-orang sudah memperhitungkan bahwa suara PKS stagnan di angka 20 persen di Sumbar. Sementara itu, Vasco tidak dikenal di Sumbar. Meski suara Gerindra tinggi di Sumbar, hal itu terjadinya bukan karena masyarakat memilih Gerindra, tetapi memilih kader Gerindra dengan melihat ketokohannya. Maka, belum tentu pilihan masyarakat terhadap kader Gerindra disalin dengan mudah kepada Vasco.

Kejutan datang dari Nasdem pada Senin (29/7/2024). Epyardi didukung Nasdem untuk maju pada Pilgub Sumbar 2024. Dengan begitu, Pilgub Sumbar dipastikan minimal diikuti oleh dua pasang calon, yaitu Mahyeldi-Vasco dan Epyardi (dan wakilnya). Maka, narasi sombong Mahyeldi-Vasco melawan kotak kosong pun terbantahkan dengan sendirinya. Tidak hanya Nasdem, sebentar lagi akan ada beberapa partai yang menyatakan diri mendukung Epyardi. Jadi, jangan jumawa selama proses politik masih berlangsung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun