Jika ada orang yang berpikir bahwa Epyardi membantu korban bencana alam karena Pilkada Sumbar sudah dekat, yaitu November 2024, sebaiknya orang tersebut segera merevisi pikirannya. Sewaktu gempa mengguncang Nagari Kajai, Pasaman Barat, pada Februari 2022, yang mengakibatkan 10.000 orang mengungsi dan 2.000 rumah rusak, Epyardi membantu korban gempa dan turun langsung ke lokasi bencana.Â
Ia memimpin Pemkab Solok untuk mengirimkan alat berat berupa backhoe loader ini untuk membersihkan puing reruntuhan bangunan dan keperluan lainnya. Ia juga menyerahkan uang Rp100 juta, sembako, hasil pertanian, tikar, dan selimut. Selain itu, Pemkab Solok ikut mendirikan dapur umum dan menerjunkan tenaga medis.
Pemberian bantuan yang diterangkan tersebut hanyalah beberapa contoh pemberian bantuan terhadap beberapa daerah. Banyak lagi daerah yang korban bencananya dibantu oleh Epyardi, yang terlalu panjang jika dituliskan dalam artikel ini dan mungkin akan dianggap pamer kebaikan.Â
Pemberian bantuan tersebut dituliskan dalam artikel ini hanya untuk menyumpal mulut orang-orang yang mencemooh, mengolok-olok, bahkan menghujat Epyardi Asda di media sosial saat menyalurkan bantuan kepada korban bencana banjir bandang dan turun langsung ke lokasi bencana di Agam dan Tanah Datar.
Aneh sekali orang berbuat baik dituduh melakukan pencitraan politik hanya karena Epyardi akan maju sebagai calon gubernur pada pilkada 2024. Yang lebih lucu lagi, di media sosial ada orang yang menghujat Epyardi yang Bupati Solok, tetapi membantu korban bencana di Agam dan Tanah Datar.Â
Orang seperti itu tidak tahu bahwa aksi kemanusiaan dan rasa iba terhadap korban bencana tidak mengenal batas wilayah administratif. Dalam situasi bencana seperti ini, sudah seharusnya dihilangkan sentimen politik dan kebencian terhadap lawan politik. Semua pihak seharusnya bahu-membahu untuk membantu korban bencana alam terlepas apa pun jabatannya, dari daerah mana ia berasal, dan apa partai politiknya.
Epyardi mungkin tidak tahu bahwa ia dicemooh beberapa orang di media sosial karena memberikan bantuan untuk korban banjir bandang yang terjadi beberapa hari yang lalu. Ia mungkin tidak sempat membuka media sosial karena sibuk mengupayakan bantuan untuk korban banjir bandang sejak bencana itu terjadi. Itu memang kelemahan Epyardi. Epyardi yang dikenal keras dan tegas saat berbicara luluh hatinya dan berlinang air matanya melihat penderitaan orang yang terdampak bencana alam. Itulah kelemahan terbesar Epyardi yang tidak bisa ia atasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H