Mohon tunggu...
putik balqyz
putik balqyz Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

hobi saya bermain game dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Punahnya Harimau Jawa Akibat Penggundulan Hutan

21 Maret 2024   09:18 Diperbarui: 21 Maret 2024   12:26 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

harimau jawa jadi inceran dan di buru secara intensif karena dianggap hama yang sering memangsa ternak warga dan memiliki nilai komersial nya yang tinggi. bagian tubuh harimau jawa dapat di buat menjadi obat tradisional, aksesoris, bahkan koleksi (patung). dengan karena diburu nya secara ilegal itu dapat menyebabkan penurunan populasi yang signifikan.

3. TRADISI RAMPOGAN MACAM

menurut wikipedia,Rampokan macan adalah upacara kurban Jawa yang berlangsung selama abad ketujuh belas sampai awal abad kedua puluh. Awalnya dilakukan dalam alun-alun kerajaan Jawa saja, rampokan macan terdiri dari dua bagian: sima-Maesa, pertarungan di kandang antara kerbau dan harimau dan rampogan sima yang beberapa harimau diposisikan dalam lingkaran para pria bersenjatakan tombak dan meninggal apabila mencoba melarikan diri.

terdapat pertarungan antara harimau dan manusia. dimana manusia memakai tombak yang ujungny di beri racun dan mereka akan berbaris tiga sampai 4 barisan, dikatakan juga bahwa mereka ada orang belanda dan juga china.

4. BERKURANGNYA HABITAT HARIMAU

habitat harimau jawa bisa di bilang kurang. berkurangnya habitat ini diakibatkan oleh manusia itu sendiri, biasanya manusia melakukan deforestasi, dimana mereka menebang hutan untuk penambahan lahan untuk pertanian, pembangunan infrastruktur, dan ekspansi perkotaan menyebabkan hilangnya habitat harimau jawa, membatasi ruang gerak nya dan bahkan perkembangbiakannya terganggu

oleh karena itu, harimau jawa belum pernah di temukan lagi, walaupun beberapa orang mengaku pernah melihatnya, namun sampai sekarang belum pernah di temukan bukti fisiknya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun