Selembar kertas bak mas
Sederhana yang tak murah
Waktu dan tenaga tak dipedulikan
Hanya untuk selembar kertas
Sirna sudah kumpulan kertas lain di saku
Menghilang bagai asap rokok yang mengudara
Itu hanya perantara
Dalam berlari ke cahaya yang terang
Kata "tabah" menjadi tak asing
Disaat ingin meninggalkan
Keringat yang tak nampak menjadi saksi bisu
Antara berhenti atau bertahan
Air mata menetes  saat meraihnya
mengingat semua yang menemani
Suka dan duka selalu di sisi
Diciptakan oleh perjuangan
Itulah gambaran dirinya
Semua insan tunduk kepadanya
Menjadi sanjungan serta kenangan
Karena dirimu "selembar kertas impian".
Karya : Muhammad Dwi Cahaya Putra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H