Jalan raya merupakan salah satu fasilitas publik yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Namun, mobilitas kendaraan di sekitaran Arjosari dan Terminal Arjosari Kota Malang sering menyebabkan kepadatan lalu lintas dan berdampak dalam menjadikan kualitas udara di daerah tersebut kurang baik akibat emisi buangan yang dihasilkan oleh kendaraan yang melintas setiap harinya.
Melalui pemantauan yang dibantu dengan aplikasi Nafas, ternyata kondisi udara di sekitar daerah Arjosari menunjukkan kualitas yang cukup mengkhawatirkan. Melalui pengamatan selama sepekan menggunakan aplikasi ini, didapat bahwa rata rata indeks kualitas Udara (AQI) di Arjosari berkisar antara 95-135 setiap harinya.Â
AQI (Air Quality Index) sendiri merupakan sebuah indeks yang menunjukkan indikasi polusi udara di lokasi tertentu. AQI adalah metode pengukuran global yang dimulai dari titik 0 di ujung paling bawah dan dapat melebihi 300 di ujung paling atas. Semakin tinggi nilai AQI, semakin tinggi tingkat polusi udara dan semakin tinggi risiko udara terhadap kesehatan kita.
Kualitas udara seperti ini terjadi setiap harinya, terutama di saat-saat tertentu seperti pagi dan sore hari dimana mobilitas kendaraan yang paling banyak untuk pulang pergi kantor maupun sekolah menyebabkan kualitas udara yang lebih buruk.Â
Selain di hari produktif, jalanan di Arjosari juga mengalami kepadatan di akhir pekan mulai hari Jumat-Minggu yang didominasi oleh kendaraan pribadi yang datang dari luar kota. Belum lagi ditambah dengan adanya emisi dari kendaraan bermuatan besar, bis dan truk yang setiap saat melalui daerah Arjosari.
Kondisi tersebut tidak luput dari kontribusi kendaraan yang melaju di daerah tersebut, kondisi udara yang buruk juga berhubungan lurus dengan padatnya kendaraan yang lalu lalang.Â
Hal ini terlihat pada meningkatnya jumlah kendaraan secara umum di Indonesia. Hingga November 2023 ini, penjualan total untuk kendaraan bermotor domestik yang dilansir dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) meningkat secara bulanan pada November 2023.Â
Secara kumulatif, penjualan sepeda motor domestik pada Januari-November 2023 mencapai 5.809.959 unit, meningkat 22,62% dibandingkan pada periode Januari-November 2022 (cummulative-to-cummulative/ctc) yang sebesar 4.738.216 unit. Nominal yang sangat besar bukan.
Untuk menjaga kesehatan masyarakat pengguna jalan lainnya, memang disarankan untuk menggunakan masker untuk mencegah bau dan polusi yang tidak baik bagi tubuh. Serta berupaya untuk membatasi kegiatan yang harus berhadapan langsung dengan polusi jalanan.
Namun, sebenarnya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menekan polusi udara ini, antara lain dengan melakukan Tilang (Bukti Pelanggaraan) kepada pengendara di bawah umur, dan melakukan himbauan untuk menggunakan moda transportasi umum yang telah disediakan.Â
Selain itu juga dari sisi moda transportasi umum itu sendiri, bisa dengan melakukan perbaikan dan penertiban agar masyarakat lebih banyak yang menggunakan kendaraan umum seperti angkot, bis, dan sejenisnya.Â
Selama ini yang dikeluhkan masyarakat adalah ketidak tertiban waktu atau waktu perjalanan yang tidak pasti, sehingga masyarakat lebih memilih untuk menggunakan transportasi pribadi.Â
Kondisi ini juga bisa diminimalisir dengan penanaman pohon maupun tanaman sejenisnya guna mengurangi kadar karbondioksida yang dihirup, fungsi tanaman disini selain untuk menunjang estetika namun juga berdampak positif dalam menugari gas karbon yang berada di jalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H