Malam ini, 2 Mei 2017 - bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, saya diundang talkshow dalam acara The Merry Riana Show di Radio Sonora pk 19.00 - 20.00 WIB. Setiap narasumber diharuskan membuat dan membacakan Surat Cinta untuk Indonesia.
Berikut adalah surat cinta untuk Indonesiaku:
Indonesia tumpah darahku, apa kabarmu?
Indonesia nafasku, sedang apa kamu?
Indonesia pikiran dan hatiku, apa rencana terbaikmu?
Saya Putera Lengkong, Coach Olimpian Emas Rio De Janeiro 2016...
Di ajang olimpiade, Indonesia berjaya sebagai jawara bulutangkis. Bangga rasanya mengibarkan merah-putih kita. Bahagia menyanyikan Indonesia Raya.
Bulutangkis itu permainan sederhana. Di kampung-kampung kamu bisa memainkannya. Ajak satu teman, dan kamu bisa bergembira bersama.
Mau lebih serius, masuki pelatihan nasional. Berlatih tiap hari. Maju ke setiap pertandingan. Menangi kejuaraan.
Mencintai Indonesia itu sederhana. Bisa kamu mulai dari kampung. Ajak satu temanmu. Dan ketika kamu juara, seluruh kampung merayakannya. Kau ajak seluruh rakyat merayakan Indonesia.
Saya Putera Lengkong, Leadership Coach...
Indonesia merdeka berkat keberanian segelintir tokoh yang berani. Mereka berdiri di depan membacakan proklamasi. Kepalan tangannya diikuti rakyat seluruh negeri. Pekik merdekanya menyalakan semangat ibu pertiwi.
Indonesia merdeka melahirkan banyak pemimpin. Kemakmuran yang kita unduh kini berkat pemimpin yang mau berjibaku menata sistem politik, mengelola sistem ekonomi, dan melestarikan sistem budaya.
Indonesia negeri demokrasi. Pemimpin dipilih. Sering kita berdebat demi mendapatkan pemimpin yang paling hebat. Sebab, pemimpin hebat tak satu-dua namun berlimpah. Kita bangsa terpilih.
Saya Putera Lengkong, Salesmanship Trainer...
Indonesia adalah pemimpin dunia. Kita setara dengan bangsa-bangsa. Itu karena putera-puterinya berkiprah di kancah manca. Mereka hadir dengan kabar gembira, Indonesia negeri yang damai sejahtera, Indonesia negeri yang rakyatnya ramah, Indonesia negeri yang menjamin kerukunan dunia.
Indonesia bukan produk. Indonesia adalah jiwa. Indonesia tak terbeli. Tak ada mata uang mana pun yang sanggup membeli Indonesia, sebab harga setiap manusia Indonesia sangat tinggi. Demikian bangga rakyatnya berdiri di podium-podium resmi: datanglah ke Toba, kunjungilah Kintamani, bernyanyilah di Toraja, dan selamilah Raja Ampat. Selain Jakarta, ibu kota kami, kemegahan Indonesia ada di setiap insan yang kau jumpai. Setiap kami adalah Indonesia. Pulanglah, ceritakanlah, dan perdengarkan selalu salam kami.
Saya berjanji, kepada siapa pun yang kujumpai, kukabarkan pada mereka: Indonesia tanah airku!
Kita semua adalah INDONESIA. BHINNEKA TUNGGAL IKA!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H