Mohon tunggu...
Putera Lengkong
Putera Lengkong Mohon Tunggu... Coach OLIMPIAN Emas Indonesia di Rio 2016 dan Motivator PARA JUARA -

Putera Lengkong, MBA adalah Mental Coach OLIMPIAN EMAS Indonesia di Rio 2016 dan Motivator PARA JUARA. Pembicara Seminar, Trainer, Mentor, Coach NLP untuk Personal, Team, Business, dan Sport Excellence. Penulis 3 Buku BEST SELLER, 4 CD Audio Laris, dan Business Owner (EO dan training provider, retail, perbankan, developer properti)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejauh Mana Potensi Diri Anda?

3 Juni 2010   14:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:46 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menarik untuk mengamati peristiwa atau kejadian yang kita alami setiap harinya dan bingkai ke konteks yang lebih luas dan bermanfaat dalam kehidupan kita. Tadi pagi ketika mandi dengan shower, pertama-tama saya mengangkat tuas kerannya dan air mulai mengucur. Biasanya air yang mengucur sangatlah deras dan kencang tetapi koq pagi ini terasa pelan dan sedikit. Dan saya tetap meneruskan mandi sambil berkata dalam hati "ah palingan bentar lagi air akan kembali mengucur dengan deras". Tetapi sampai selesai sabunan, debit air masih tetap kecil dan pelan.

Ketika diletakkan dalam konteks kehidupan atau pekerjaan, seringkali orang melakukan sesuatu berdasarkan kebiasaan (habit), pengalaman, pengetahuan dan keterampilan, belief ataupun nilai-nilai yang dipercayainya. Karena sudah merasa NYAMAN maka mereka terus-menerus melakukannya walaupun seringkali hasil yang dicapai tidak optimal. Mereka berharap dengan terus-menerus melakukan hal yang sama maka keadaan bisa tiba-tiba berubah. Parahnya, mereka menganggap kebiasaan, pengalaman, pengetahuan dan keterampilan, serta belief yang dimiliki adalah satu-satunya cara atau kebenaran yang mutlak. Mungkin ini yang menjawab mengapa banyak karyawan yang rajin dan tekun bekerja selama 5 tahun, bahkan lebih, tetapi tidak mendapatkan kenaikan gaji, promosi jabatan, ataupun karir seperti yang diidamkan. Mungkin karena mereka terus-menerus dengan bersemangat, rajin, dan tekun mengerjakan hal-hal yang SALAH atau kurang berMANFAAT. Familiar dengan pernyataan ini? :)

Karyawan yang rajin datang pagi belum tentu menjadikan dia lebih dibanding rekan-rekan lainnya ketika dia datang lebih pagi hanya untuk bermain game ataupun chatting. Karyawan yang sering lembur dan terus-menerus pulang malam belum tentu menjadikan dia lebih berprestasi dibanding rekan-rekan lainnya ketika ternyata dia tidak mampu mengorganisir pekerjaannya dengan lebih EFEKTIF, waktu yang ada dipakai untuk gosip, ataupun mengerjakan hal-hal yang kurang relevan dan bukan prioritas.

Kembali ke peristiwa mandi tadi, yang terjadi saya membiarkan dan berharap agar air segera mengucur deras dan kencang kembali. Yang terjadi: air tetap mengucur pelan dan sedikit :) What do you expect? Di dalam konteks kehidupan dan pekerjaan, seringkali orang berharap dan berdoa agar segala sesuatunya kembali normal tanpa mau berusaha lebih EFEKTIF dan KREATIF. Apa yang terjadi? Ternyata kehidupan tetap tidak BERUBAH. Contoh: ketika mengambil keputusan, seringkali orang suka menunda dan membiarkan suatu permasalahan terpecahkan sendiri seiring dengan waktu. Yang terjadi? Tidak terjadi apa-apa, permasalahan tersebut tetap ada :) Seorang sales person seringkali meletakkan tanggung jawabnya ketika tidak mencapai target ke faktor eksternal di luar dirinya: rekan kerja yang tidak support, atasan yang tidak perhatian, sistem yang tidak mendukung, reward yang kurang menarik, kondisi ekonomi yang lagi lesu, situasi politik yang tidak kondusif, pejabat negara yang tidak kompeten, dan lain sebagainya. Apa yang terjadi? Permasalahan tersebut akan terus ada (target tidak akan pernah tercapai) selama dia membiarkan faktor eksternal yang mengambil alih dan bertanggung jawab atas pencapaiannya, prestasinya, karirnya, kehidupannya.

Kembali lagi ke kejadian mandi di pagi hari, karena rada bete akibat air yang mengucur sedemikian pelan dan sedikit, saya iseng mengangkat tuas kerannya lebih tinggi. Apa yang terjadi? Wowww...air mengalir kencang dan deras. Padahal tadi, sumpah, saya MERASA saya sudah mengangkat tuas tersebut hingga ke posisi tertingginya.

Seringkali di dalam kehidupan, orang MERASA bahwa itulah titik tertinggi yang bisa dilakukan, dicapai, dimilikinya. Ketika mereka menganggap situasi dan kondisi NYAMAN sebagai peak-nya maka mereka merasa tidak perlu lagi belajar dan meng-upgrade dirinya. Mereka merasa tidak perlu lagi men-stretch kemampuan ataupun potensi dirinya. Padahal yang statis di dunia ini adalah PERUBAHAN itu sendiri, bukan? Di dalam organisasi, berdasarkan pengalaman, orang resisten dengan yang namanya perubahan: sistem IT dirubah, reward dan punishment disesuaikan, atasan diganti, cara kerja dirombak, rekan kerja dirotasi atau dimutasi, dan lain sebagainya, seringkali disebabkan karena mereka harus meng-adjust kembali perubahan tersebut dengan kompetensi, pengetahuan, ataupun keterampilan yang dimilikinya. Dan ini seringkali TIDAK NYAMAN. Tetapi mungkin itulah harga yang harus dibayar kalau mau MAJU!

Seorang sales person atau karyawan yang berpindah-pindah kerjaan karena menganggap lingkungan kerja dan atasan atau rekan kerja yang tidak mendukung tidak akan pernah MAJU selama dia mencari sesuatu yang NYAMAN atau RUTIN untuk dia kerjakan. Karena mengerjakan hal yang NYAMAN atau RUTIN atau SAMA terus menerus akan memberikan hasil yang SAMA, bukan? (gaji tidak pernah naik) :)

Pertanyaan berikut mungkin bisa membantu anda? Ketika anda sudah berpuas diri dan merasa nyaman, maka tanyakan ini ke diri anda: BERAPA KALI ANDA SUDAH MENCOBA SEHINGGA DAPAT BERKESIMPULAN BAHWA INI ADALAH PUNCAK ANDA? DARI MANA ANDA TAHU ANDA SUDAH MENCAPAI PUNCAK? JANGAN-JANGAN MALAH ANDA SEDANG MENURUNI BUKIT KARENA NYAMANNYA?

Lihatlah kembali POTENSI DIRI anda, mungkin sembari guyuran air shower membasahi tubuh anda :) STRETCH kembali potensi dan sumber daya internal anda! Ambil kembali TANGGUNG JAWAB bahwa anda sendirilah yang menentukan mau anda arahkan ke mana hidup anda tersebut! EFEKTIF dan KREATIFlah dalam melakukan CARA-CARA untuk mencapai tujuan anda dan dalam membina relasi dengan sesama anda!

Salam dan semakin SUKSES untuk anda, sahabat-sahabatku!

Putera Lengkong, MBA, CHt

www.PuteraLengkong.net

NB: Silahkan dapatkan bacaan sejenis dengan meluangkan waktu anda untuk mengunjungi blog saya di www.PuteraLengkong.net.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun