Mohon tunggu...
put
put Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

hobi saya adalah bermain game dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dilematik Pemerintahan Indonesia akibat Covid-19

10 Mei 2023   22:23 Diperbarui: 10 Mei 2023   22:26 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Sehat. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada tanggal 31 Desember 2019, World Health Organization (WHO) mendapatkan informasi mengenai kasus pneumonia yang terjadi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina.Tanggal 7 Januari 2020, otoritas Cina mengkonfirmasi telah mengidentifikasi virus baru, yaitu virus Corona, yang merupakan famili virus flu, seperti virus SARS dan MERS, yang mana dilaporkan lebih dari 2.000 kasus infeksi virus tersebut terjadi di Cina, termasuk di luar Provinsi Hubei.

Virus Corona (CoV) merupakan famili virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-SoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Pada 11 Februari 2020, WHO mengumumkan nama virus Corona jenis baru tersebut adalah Corona Virus Disease 2019 (disingkat menjadi COVID-19).

Kasus pasien positif COVID-19 di Indonesia masih dalam jumlah yang tinggi.mSebagian pasien COVID-19 diberi perawatan oleh rumah sakit dan sebagian lainnya melakukan isolasi mandiri (isoman).

Saat ini sebagian besar rumah sakit menerima pasien COVID-19 dengan gejala berat yang harus selalu dipantau. Sedangkan pasien tanpa gejala atau pasien dengan gejala ringan disarankan untuk melakukan isolasi mandiri.

Selama melakukan isolasi mandiri ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Mulai dari istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi, dan minum obat. Obat yang dikonsumsi untuk pasien isolasi mandiri juga tidak boleh sembarangan. Semua obat harus sesuai dengan anjuran dokter yang bertanggung jawab.Dalam mitigasi bencana, pemerintah pusat membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang dipimpin langsung oleh Letjend Doni Monardo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Benncana ( BNPB).

Sebagai pertanyaannya, apa penyebab COVID-19?  Sampai saat ini belum diketahui penyebab dari virus Corona, tetapi diketahui virus ini disebarkan oleh hewan dan mampu menjangkit dari satu spesies ke spesies lainnya, termasuk manusia. Diketahui virus Corona berasal dari Kota Wuhan di China dan muncul pada Desember 2019.

Pandemi COVID-19 masih menjadi hal yang mengkhawatirkan di Indonesia. Karena itu, kita harus tetap menjaga diri dengan selalu menerapkan protokol kesehatan yang berlaku. Tidak hanya orang dewasa, sekarang banyak kasus COVID-19 yang juga menyerang anak-anak seperti kita.

Ada berbagai gejala yang bisa menjadi pertanda infeksi COVID-19 di dalam tubuh. Misalnya, batuk, demam, sakit kepala, hilang indra penciuman, hilang indra perasa, dan lain-lain.Masa inkubasi dapat bervariasi antar pasien, yaitu 2-14 hari setelah terpapar virus berdasarkan periode inkubasi yang ditunjukkan sebelumnya pada virus MERS. Masa inkubasi 24 hari telah diamati dalam penelitian terbaru. WHO mengatakan periode inkubasi yang panjang dapat mencerminkan paparan ganda Coronavirus. Penularan dari orang ke orang diperkirakan terjadi melalui droplet ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, mirip dengan bagaimana influenza dan patogen pernapasan lainnya yang dapat terhirup ke dalam paru-paru. Penularan Covid-19 dapat juga terjadi dengan menyentuh permukaan atau objek yang memiliki virus di atasnya dan kemudian orang tersebut menyentuh mulut, hidung, atau mungkin mata mereka sendiri.Adapun tindakan pencegahan untuk mengurangi kemungkinan infeksi antara lain tetap berada di rumah, menghindari bepergian dan beraktivitas di tempat umum, sering mencuci tangan dengan sabun dan air, tidak menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang tidak dicuci. Segera hubungi Hotline jika Anda mengalami gejala atau memiliki riwayat perjalanan/berpergian dari Negara yang terjangkit.

Namun, kita harus bekerja lebih keras lagi untuk selalu mengingatkan diri sendiri, orang di sekitar kita, serta orang lain untuk terus menerapkan protokol kesehatan agar tidak terjadi penambahan kasus dan pandemi segera berakhir. Pertambahan kasus ini bukan hanya menjadi momen yang paling menyedihkan. Namun, juga untuk menjadi pengingat agar kita senantiasa menjalankan protokol kesehatan.Selain itu dimana pada kasus COVID-19 ini juga muncul tentang huru hara Vaksin Covid-19, dimana kita sebagai orang awam bertanya-tanya apa vaksin itu bagus buat tubuh kita, dimana berita kemunculan Vaksin COVID-19 ini menjadi pro kontra di kalangan masyarakat. Seharusnya, Satuan Tugas (Satgas) penanganagn COVID-19, pemerintah dan peneliti berkoordinasi dengan baik dalam menyampaikan infoemasi ke publik. Pertengahan tahun lalu kita sempat mendengar bahwa pemerintah menjanjikan vaksin pada November 2020. Sementara penelitian percobaan vaksin masih terus berjalan, dan belum dapat dipastikan pengaplikasiannya ke manusia.

Publik diombang-ambingkan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sampai saat ini belum menganjurkan pemberian vaksin karena memang penelitian terhadap vaksin belum juga usai. Hal tersebut dibenarkan oleh juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Iku Adisasmito. Ia meminta masyarakat untuk sabar menanti vaksin Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun