Mohon tunggu...
Raden Putra
Raden Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kenali dirimu, Kuasai dirimu.

Alumnus Magister Ilmu Politik Universitas Nasional, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Sebenarnya Aku

6 Agustus 2022   09:57 Diperbarui: 7 Agustus 2022   21:23 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sendiri di hutan. (sumber: pixabay.com/max leroy)

Sebenarnya sudah sejak lama aku berhenti berpuisi. Matamu yang nanar membelah lautan dangkal yang tidak mampu kuselami menjadi sedih sedan itu.

Ada banyak bahkan ketika kau tidak di sini, anjing anjing itu bergerumul, bodoh, dan kalut. Mereka tidak seperti Ahmad Karaeng yang ditulis Darwis, hidup dalam balutan gincu Agama yang mudah luntur.

Lalu kemudian tiada malam yang habis, kota yang tidak pernah mati membawa kita pada hal yang tidak pasti. Dulu, aku menulis begitu dalam dan kuselipkan namamu di halaman belakang.

Tapi kini, kita terjebak pada keinginan dunia yang terus membuat kita bertanya tanya. Kadang kita harus mengakhiri hidup dengan setenggak racun, atau menutup malam dengan sepenggal lagu dari Ardhito.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun